Upaya Mengangkat Streetwear Lokal Menjadi Global Lewat JF3 2024, Saling Menjawab Tantangan Dengan Desainer Luar
FeaturePersHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Salah satu merek sepatu lokal yang ada di JF3 2024, dan tengah dilirik sebagai pesaing merek sepatu impor

Tangerang, tvrijakartanews - Tren streetwear atau busana jalanan memang belum lama masuk ke Indonesia. Namun sejak kemunculannya di tahun 2015 lalu, peminatnya terus bertambah dan memunculkan jenama lokal baru yang khusus memproduksi desain streetwear. Peminat streetwear di Indonesia pada awalnya memang banyak dipengaruhi oleh olahraga skateboard, namun kini style fashion itu dipakai secara luas dan peminatnya makin bertambah.

Melihat fenomena tersebut, Jakarta Food and Fashion Festival (JF3) sengaja membawa desainer streetwear internasional untuk bisa bertukar budaya dan ide mengenai desain dan perilaku konsumen di negara masing-masing. Hal ini diharapkan bisa mengangkat jenama lokal untuk lebih mendunia, dan bisa lebih berani mengeksplor model streetwear yang sesuai dengan perilaku konsumen di dalam negeri.

"Kita bawa banyak brand dari luar ke Indonesia, tujuannya agar brand lokal bisa berbagi pengalaman langsung dengan mereka. Tujuannya kalau kita lihat salah satu lini fashion kan di streetwear yang menonjolkan keseharian apa adanya, dan ternyata banyak sekali culture yang bisa kita pelajari, kita bina, salig tahu saling kenalan, networking hal yang sangat baik untuk kita bawa,” ujar Soegianto Nagaria, Chairman JF3, Senin (29/7/2024).

Tak hanya itu, bertemunya desainer lokal dengan internasional juga diharapkan bisa menjawab tantangan masing-masing negara. Seperti misalnya tantangan yang dihadapi oleh desainer streetwear di Paris adalah sulitnya mencari barang baku yang berkualitas tinggi, sementara hal tersebut tak dialami oleh desainer lokal karena ketersedian bahan yang mudah didapat.

"Kalau di Indonesia tantangannya kita perlu exposure, kita perlu pasar internasional. Tapi di Indonesia kita kaya bahan, banyak seniman yang ada juga ada di siji. Dan ini adalah sebuah kesempatan untuk kolaborasi untuk kita punya akses atau exposure internasional," lanjutnya.

Bukan hanya mengangkat jenama lokal mendunia, namun JF3 juga mencoba membuat desainer lokal lebih dihargai di negara sendiri. Pasalnya, banyak karya anak bangsa yang justru lebih dikenal dan diminati oleh negara lain. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri karena berhadapan dengan perilaku konsumen di negara sendiri.

"Kadang di negara sendiri brand-nya tidak dihargai, tapi setelah dia bawa keluar baru dilirik. Ada salah satu brand yang asalnya dari Indonesia tapi terkenalnya di luar. Maka kita coba bawa dan perkenalkan di indonesia," pungkasnya.

DRP Jakarta membawa brand streetwear Prancis, yaitu Pablo T-Shirt Factory, Please Paulo Stop Cappin, dan A1 Denim serta brand streetwear dari Amerika, Barriers Worldwide. Tidak kurang dari 50 brand lokal dan internasional yang akan berpartisipasi, semuanya melalui kurasi ketat oleh penyelenggara DRP Jakarta yang terintegrasi dengan DRP Prancis, menghadirkan ratusan produk mode berkualitas dengan koleksi yang menyesuaikan trend terkini dari beberapa brand Indonesia terkemuka seperti Kick Avenue, LAKON Indonesia, Kanky, Untold, Bratpack, Denimitup, Rawtyperiot, juga Control New, brand streetwear dengan pendekatan berkelanjutan untuk produksi aksesori dan busana.