Agung Setiyo Wibowo, penulis buku "Kamu Tidak Sendirian" / foto: Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Literasi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak orang dewasa yang belum memahami bagaimana cara mengelola uang dengan baik, yang akhirnya berdampak pada kondisi finansial mereka. Menyadari hal ini, Agung Setiyo Wibowo dalam bukunya "Kamu Tidak Sendirian" menegaskan bahwa edukasi keuangan harus dimulai sejak dini.
Menurut Agung, banyak faktor yang menyebabkan rendahnya literasi keuangan di Indonesia, seperti tidak adanya kurikulum keuangan di sekolah, budaya yang menganggap tabu membicarakan uang, serta kurangnya pemanfaatan teknologi finansial. Hal ini membuat banyak orang tumbuh tanpa pemahaman yang cukup tentang cara mengatur keuangan.
"Anak-anak perlu belajar memahami uang sejak kecil. Jika tidak, mereka akan tumbuh tanpa bekal finansial yang memadai dan bisa mengalami kesulitan saat dewasa," ujar Agung saat diwawancarai oleh tvrijakartanews via WhatsApp pada Rabu (22/1/25). Ia menekankan bahwa membiasakan anak memahami konsep uang sejak dini bisa menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan mereka.
Mengajarkan anak cara mengelola uang bisa dimulai dengan hal-hal sederhana, seperti membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mengenalkan konsep menabung, hingga melatih mereka untuk tidak boros. Dengan pemahaman ini, anak-anak akan lebih siap dalam menghadapi tantangan finansial saat mereka tumbuh dewasa.
Di era digital saat ini, orang tua juga bisa memanfaatkan berbagai aplikasi keuangan yang dirancang khusus untuk anak-anak. Aplikasi ini dapat membantu mereka belajar tentang keuangan dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Dengan pendekatan yang tepat, literasi keuangan sejak dini bisa menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi yang lebih cerdas secara finansial.
Penting bagi orang tua untuk tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam pengelolaan keuangan sehari-hari. Dengan begitu, anak-anak bisa belajar langsung dari kebiasaan yang diterapkan dalam keluarga dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri.