Sinopsis "Perayaan Mati Rasa", Film Terbaru Umay Shahab yang Wajib Ditonton di 2025
FeatureNewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Press Conference Film "Perayaan Mati Rasa" di Epicentrum XXI, Jakarta / foto: Sanrifa Akmalia

Jakarta, tvrijakartanews - Bagaimana rasanya jika orangtua yang selama ini menjadi tempat berlindung, tiba-tiba pergi meninggalkan kita selamanya? Apakah kita siap menjalani hari-hari tanpa teguran dan nasihat mereka? Pertanyaan inilah yang menjadi inti cerita dalam film terbaru garapan Umay Shahab, "Perayaan Mati Rasa", yang siap tayang di bioskop mulai 29 Januari 2025.

Sebagai film ketiganya, "Perayaan Mati Rasa" membawa kisah penuh emosi yang menggambarkan kehilangan dari sudut pandang seorang anak. Film ini mengikuti perjalanan Ian Antono (Iqbaal Ramadhan), seorang anak pertama yang berusaha meraih mimpinya bersama sahabat-sahabatnya, sembari berjuang memenuhi ekspektasi tinggi yang ia ciptakan sendiri. Namun, segalanya berubah drastis ketika ia kehilangan kedua orangtuanya secara tiba-tiba. Dalam usahanya untuk tetap kuat, Ian justru menekan semua emosinya hingga akhirnya ia mati rasa.

Sinopsis Film "Perayaan Mati Rasa"

Film ini menghadirkan hubungan kakak beradik yang memiliki jalan hidup berbeda. Ian (Iqbaal Ramadhan) tengah membangun kariernya di dunia musik bersama band indie Midnight Serenade, yang beranggotakan Ray Alvero (Devano Danendra), Saka Wijaya (Dul Jaelani), dan Dika Ardana (Randy Danistha). Mereka gigih berjuang dari panggung ke panggung demi mendapatkan pengakuan di industri musik.

Sementara itu, sang adik Uta (Umay Shahab) adalah seorang podcaster ternama yang memiliki popularitas besar di media sosial dan telah meraih penghargaan atas kontennya. Kehidupan mereka berdua semakin jauh, dengan Uta menjadi anak kebanggaan bagi kedua orangtua mereka, Satya Antono (Dwi Sasono) dan Dini Antono (Unique Priscilla), sementara Ian terus berusaha membuktikan dirinya.

Namun, perbedaan tersebut mulai mencair saat mereka dihadapkan pada tragedi besar. Kehilangan yang mendadak ini membawa badai besar dalam keluarga dan memaksa mereka menjalani skenario kebohongan yang semakin memperburuk krisis keluarga mereka.

Film yang Penuh Kejujuran dan Emosi

Sebagai sutradara, produser, sekaligus aktor di film ini, Umay Shahab kembali membuktikan kemampuannya dalam mengemas cerita dengan emosi yang subtil namun menyentuh. Ia mengungkapkan bahwa film ini lahir dari ketakutannya sendiri terhadap kehilangan orangtua.

"Melalui film ‘Perayaan Mati Rasa’ saya ingin bercerita lebih jujur. Cerita ini datang dari perasaan takut saya terhadap kehilangan orangtua. Melalui karakter Ian dan Uta, kita akan melihat bagaimana perasaan kehilangan tersebut dari sudut pandang anak, dari kakak-beradik, yang menghadapi konflik internal mereka, dan bagaimana keduanya melewatinya menjadi sebuah proses yang tidak mudah, namun ada upaya untuk saling menguatkan, ketika mereka sebagai saudara hanya memiliki satu sama lain," ujar Umay Shahab dalam press screening film "Perayaan Mati Rasa" di Epicentrum XXI Jakarta, pada Kamis (23/1/25).

Hal senada diungkapkan oleh Iqbaal Ramadhan, yang mengaku bahwa memerankan Ian memberikan tantangan tersendiri baginya.

"Ian Antono adalah karakter yang menurutku memberikan pelajaran penting dalam perjalananku sebagai aktor. Ada kedewasaan dalam menyampaikan emosi-emosi yang sebenarnya sangat manusiawi, tetapi bagaimana kemudian mengolahnya menjadi karakter yang meyakinkan. Sehingga penonton juga dapat menemukan resonansinya terhadap apa yang dilalui Ian," kata Iqbaal Ramadhan, yang juga bertindak sebagai produser eksekutif.

Hadirnya Band Midnight Serenade

Salah satu elemen unik dalam "Perayaan Mati Rasa" adalah kehadiran Midnight Serenade, yang tidak hanya muncul dalam cerita, tetapi juga benar-benar eksis di dunia nyata. Band ini menciptakan lagu-lagu yang bisa dinikmati di luar film, termasuk OST utama berjudul "Laut". Midnight Serenade juga tampil di berbagai acara, termasuk di Sinemaku Day 2025 x Festival Perayaan Mati Rasa.

Pendekatan ini memberikan warna baru dalam perfilman Indonesia, di mana band yang ada dalam film dikembangkan secara serius hingga merilis beberapa single dan EP. Iqbaal, Devano, Randy, dan Dul Jaelani secara langsung terlibat dalam pembuatan musik yang menjadi bagian dari kisah dan atmosfer film.

Sinemaku Pictures dan Perjalanan Baru di 2025

Prilly Latuconsina, produser eksekutif "Perayaan Mati Rasa" dan CMO Sinemaku Pictures, menegaskan bahwa film ini menjadi awal dari perjalanan panjang Sinemaku Pictures di tahun 2025.

"Tahun ini menjadi titik penting bagi kami untuk terus evolving dan merespons isu-isu yang relevan di masyarakat, bukan hanya anak muda tapi dari seluruh kalangan usia. Di film ini, selain menghadirkan konflik yang dialami anak muda tentang pencarian validasi di dalam keluarga, mengejar mimpi, tetapi juga disampaikan tentang bagaimana pengasuhan orangtua juga menjadi penting untuk membimbing anak-anak mereka agar memiliki value yang baik. Kita juga bisa belajar dari apa yang dialami oleh pasangan suami-istri Satya dan Dini Antono," ujar Prilly Latuconsina.

Film "Perayaan Mati Rasa" siap mengajak penonton untuk menyelami perjalanan emosional Ian dan Uta, serta menikmati lagu-lagu dari Midnight Serenade. Saksikan film ini mulai 29 Januari 2025 di seluruh bioskop Indonesia!