
Opening Jakarta Film Week 2025 / foto : Jakarta Film Week
Jakarta, tvrijakartanews - Festival film tahunan Jakarta Film Week (JFW) 2025 resmi dibuka malam ini dengan penuh semangat dan kemeriahan. Di edisi kelimanya tahun ini, festival dibuka dengan pemutaran film The Fox King (2025) karya sutradara asal Malaysia, Woo Ming Jin. Film ini menampilkan aktris ternama Indonesia Dian Sastrowardoyo sebagai salah satu pemeran utama, serta Yulia Evina Bhara yang turut berperan sebagai ko-produser.
Film hasil kolaborasi Malaysia–Indonesia tersebut sebelumnya telah tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) dan menjadi simbol semangat kerja sama lintas negara yang sejalan dengan tema JFW 2025, yaitu REIGNITE.
Malam pembukaan digelar dengan suasana meriah, diawali sambutan dan laporan kegiatan oleh Rina Damayanti selaku Direktur Festival Jakarta Film Week 2025. Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara tersebut, di antaranya Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia Ahmad Mahendra, serta para sineas, produser, dan perwakilan festival dari berbagai negara.
Dalam sambutannya, Rina Damayanti menuturkan, “Opening night bukan sekadar tanda dimulainya festival, tapi juga refleksi atas arah sinema kita. The Fox King dipilih bukan hanya karena prestasinya di festival internasional, tapi karena ia mewakili semangat kolaborasi lintas batas yang kini menjadi denyut utama ekosistem film Asia Tenggara. Di tengah industri yang terus berubah, kita perlu ruang seperti Jakarta Film Week, yang menyalakan kembali percakapan antara penonton, pembuat film, dan kota ini sebagai ruang hidup sinema.”
Selama lima hari penyelenggaraan, Jakarta Film Week 2025 menghadirkan 134 film dari 25 negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Deretan film tersebut terbagi dalam berbagai kategori, mulai dari Global Feature, Global Short, Global Animation, Direction Award, hingga Jakarta Film Fund yang menampilkan tiga film pendek terbaru karya sutradara muda asal Jakarta.
Selain kompetisi utama, sejumlah program tematik juga turut dihadirkan seperti Emergency Broadcast, Herstory, Fantasea, dan Classique yang mengangkat keberagaman gaya, isu, dan wacana dalam sinema kontemporer.
Tak hanya menyoroti karya, festival ini juga menaruh perhatian besar pada pengembangan ekosistem industri film. Melalui Jakarta Film Week NET—Industry Program, festival ini menghadirkan berbagai kegiatan seperti Producers Lab, Pitching Forum, Masterclass, Industry Talks, dan Talents Hub. Program tersebut menjadi wadah bagi sineas muda, produser, dan profesional industri film untuk saling bertukar ide, berjejaring, serta membuka peluang kolaborasi baru, baik di dalam maupun luar negeri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah terhadap visi besar Jakarta Kota Sinema. “Jakarta Kota Sinema bukan sekadar slogan, tapi arah pembangunan kebudayaan kota. Lewat festival seperti Jakarta Film Week, kita memperluas ruang bagi karya, mempertemukan talenta, dan menegaskan bahwa sinema adalah bagian dari kehidupan kota ini, yang hidup, bergerak, dan terus tumbuh bersama warganya,” ujar Rano Karno.
Jakarta Film Week 2025 mengajak publik untuk kembali menyalakan api kreativitas dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang hidup dari keberanian bercerita, tumbuh bersama para pencipta karya, dan terus mewujudkan visi sebagai Kota Sinema.