
Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung usai menghadiri deklarasi Jakarta Muda Menyala di Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024). (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung tak mau ambil pusing atas pernyataan Ridwan Kamil (RK) yang mengeklaim sebanyak 25 persen pemilih PDI-P mendukung pasangan nomor urut 1 di Pilkada Jakarta.
"Mau berapa persen aja enggak apa-apa, emang gua pikirin, kan gitu," kata Pramono usai menghadiri Deklarasi Jakarta Muda Menyala di Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).
Dia pun memandang kontestasi Pilkada Jakarta merupakan pertarungan individu, bukan partai politik. Sehingga, ia tak mempermasalahkan adanya pemilih PDIP yang disebut membelot mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
"Jadi saya tidak melihat bahwa ini pertarungan partai politik, bahwa kemudian ada partai politik yang tidak mendukung saya," kata Pramono.
"Kemudian bergabung anggota atau apapun, saya tidak terlalu apa ya...Saya cuma Alhamdulillah, gitu aja. Sehingga kalau ada (yang dukung) ya Alhamdulillah juga," sambung dia.
Bagi Pramono, hal yang terpenting untuk merebut simpati warga adalah menyapa serta menyerap aspirasi mereka dalam memperbaiki Jakarta dalam lima tahun ke depan.
"Yang paling penting saya turun ke bawah termasuk sekarang ini dengan anak-anak muda menyala Jakarta ini saya merasa terbantu banget. Karena mereka lah yang punya gagasan, pemikiran dan sebagainya," imbuh dia.
Sebelumnya, calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil alias RK mengklaim 25 persen pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung dirinya, meskipun partai itu secara resmi mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno.
Dukungan dari kalangan pemilih PDIP ini dianggapnya sebagai bagian dari dinamika politik yang wajar dalam perhelatan Pilkada.
"Berdasarkan survei, 70 persen pemilih PDIP mendukung Pramono-Rano, namun 25 persen bersimpati kepada kami (pasangan Ridwan-Suswono)," ujar Ridwan di Gedung PGIW DKI, Jakarta Timur, Kamis.
Menurut RK, adanya pergeseran preferensi politik ini menunjukkan bahwa simpati masyarakat bisa berbeda dari keputusan partai. Ia menyatakan dukungan dari pemilih PDIP ini memberi motivasi tambahan bagi timnya untuk terus menyapa warga dan meyakinkan mereka soal visi kepemimpinan inklusif yang diusungnya.
"Tidak ada yang 100 persen solid dalam politik. Hal seperti ini biasa terjadi dan yang penting kami fokus mendengar rakyat,” tambahnya.
Selain itu, mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyinggung adanya kader-kader PDIP yang secara pribadi mendukungnya. Meskipun dukungan itu tidak diumumkan secara terbuka.
"Ada dukungan pribadi dari beberapa orang, tapi itu cukup kami ketahui saja. Yang utama bagi kami adalah memastikan program dan visi sampai kepada seluruh warga Jakarta," ucapnya.