
IPB Tetapkan PAW Rektor Baru, Usai Arif Satria Menjabat Kepala BRIN / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - IPB University, melalui Majelis Wali Amanat (MWA) menetapkan Dr. Alim Setiawan Slamet sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) Rektor menggantikan Prof. Arif Satria yang saat ini menjabat sebagai Kepala BRIN.
Keputusan pergantian rektor ditetapkan melalui rapat musyawarah mufakat yang digelar oleh MWA IPB University pada Jumat, 5 Desember 2025 sore.
Ketua MWA IPB University Prof Hardinsyah mengatakan, penetapan rektor baru telah melalui beberapa tahapan, pertama senat IPB University mengusulkan tiga nama wakil rektor kepada pihaknya.
“Dan itu sudah dilaksanakan kemarin ada tiga orang yang diserahkan, hari ini penetapannya, Dr Alim Setiawan Slamet yang diberikan amanah untuk menjadi Rektor IPB dalam pergantian antar waktu ini,” katanya, Sabtu, 6 Desember 2025.
Adapun masa jabatan yang akan diemban oleh Alim, dimulai pada 11 Desember 2025 hingga Januari 2028 mendatang. Ketetapan ini mengacu pada aturan MWA yang menyebutkan rektor PAW harus melanjutkan tugas rektor sebelumnya.
Prof. Hardinsyah menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang membuat MWA menetapkan Alim sebagai rektor baru.
Pertama dirinya dinilai memiliki usia yang lebih muda, sehingga dapat energic dalam menjalankan sistem manajemen kampus.
“Dr Alim memiliki pengetahuan yang lebih komperhensif, sebetulnya ketiga nama yang diusulkan juga memiliki potensi yang sama, cuma aturan hanya memperbolehkan satu orang untuk menjadi rektor,” jelasnya.
Prof Hardiansyah berharap rektor baru dapat mempertahankan prestasi yang telah ditorehkan oleh Prof Arif Satria. IPB disebutnya mesti menjadi problem solving atas masalah-masalah yang terjadi.
Sementara itu Rektor IPB University Alim Setiawan Slamet mengapresiasi atas keputusan yang dikeluarkan oleh MWA, baginya ini amanah besar yang harus diselesaikikan dengan gerakan kolektif.
“Saya memaknai ini bukan hanya sebagai pengangkatan individu semata tapi ini adalah penegasan kolektif supaya bisa membawa IPB lebih cepat adaptif dan IPB yang bisa berdampak nyata,” pungkasnya.
Tantangan ke depan disebutnya bukan persoalan mudah, perkembangan teknologi dan informasi menuntut semua pihak bergerak cepat. Belum lagi adanya krisis ekologi dan krisis pangan.
“Tentu perguruan tinggi seperti IPB diharapkan tidak hanya melahirkan ilmu tapi juga bisa mencari solusi yang lebih nyata, IPB harus bisa menjadi problemsolver atas persoalan nasional dan global,” paparnya.
Untuk merealisasikan misi tersebut Alim sudah menyiapkan beberapa program besar, pertama menghasilkan inovasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, IPB disebutnya mesti jadi kampus yang inklusif.
“Kita harus memperluas akses, multi stek holeder, kemudian relevansi juga penting, setiap hasil riset mesti relevan dengan program nasional dan agromaritim,” katanya
Alim juga menuturkan ucapan syukur karena telah diberikan kesempatan untuk menemani Prof Arif Satria selama 8 tahun saat menjadi rektor dan ini menjadi modal dasar baginya untuk membawa IPB yang lebih baik.
“Beliau sudah membawa IPB sangat maju dan reputasinya diakui nasional maupun global dan saya insyaallah melanjutkan apa yang sudah dicapai tentu ini tidak mudah dan perlu banyak pihak,” pungkasnya.

