
Ilustrasi rupiah. (freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,14 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda seiring Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga dapat dilakukan paling cepat pada bulan September 2024.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 23 poin atau 0,14 persen di level Rp16.237 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance 24 poin atau 0,14 persen di level Rp16.230 per dolar AS.
"Jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi. Powell, yang berbicara pada konferensi pers setelah keputusan Fed untuk tidak mengubah suku bunga acuannya," kata Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Ibrahim mengatakan hal menyalakan harapan investor untuk pemotongan suku bunga pada bulan September, dengan menyatakan bahwa para pembuat kebijakan semakin yakin bahwa inflasi terus mendekati target 2 persen.
Gubernur Kazuo Ueda mengatakan bank akan terus menaikkan suku bunga setelah kenaikan 15 basis poin pada hari Rabu, terutama jika ekonomi dan inflasi terus membaik sejalan dengan prospek BOJ.
Namun, kata Ibrahim, komentar Ueda, yang muncul setelah pasar tutup, mengindikasikan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mengakhiri langkah-langkah stimulus selama beberapa dekade lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Suku bunga acuan jangka pendek BOJ berada di sekitar 0,25 persen setelah kenaikan pada hari Rabu," tuturnya.
Dikatakan Ibrahim, pemulihan ekonomi Tiongkok terhenti karena data PMI yang lebih negatif. Data indeks manajer pembelian Caixin pada hari Kamis menunjukkan kontraksi yang tidak terduga di sektor manufaktur Tiongkok.
"Angka tersebut muncul hanya sehari setelah data PMI pemerintah menunjukkan tren yang sama. PMI Caixin merupakan titik lemah utama, mengingat sejauh ini pada tahun 2024, PMI tersebut telah melukiskan gambaran yang lebih positif tentang sektor manufaktur Tiongkok," ucapnya.
Namun, pembacaan hari Kamis memunculkan kekhawatiran atas perlambatan yang lebih luas di sektor tersebut. Sementara PMI yang lemah dan komentar positif dari Beijing telah memicu taruhan pada lebih banyak stimulus sebagian memicu pemulihan pasar Tiongkok.
Pada hari Rabu kehati-hatian yang terus-menerus atas perlambatan ekonomi membuat sebagian besar investor enggan terhadap saham Tiongkok.
Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.180 - Rp16.260.