Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud. (Tangkap layar akun YouTube BPS)
Jakarta, tvrijakartanews - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2024 mencapai 5,05 persen secara year on year (yoy). Sedangkan sepanjang semester I 2024 ekonomi Indonesia tumbuh 5,08 persen.
"Kemudian secara year on year, ekonomi di triwulan 2 2024 tumbuh sebesar 5,05% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan 2 2023 yang mencapai 5,17%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud ditemui di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Menurut Edy, Secara q to q, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 tumbuh sebesar 3,79 persen. Pertumbuhan ekonomi secara q to q ini sejalan dengan pola musiman.
"Biasanya terjadi di tahun-tahun sebelumnya yaitu pertumbuhan q to q di triwulan 2 lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I," tuturnya.
Edy menjelaskan dari sisi lapangan usaha pada kuartal 2 2024 secara year on year, seluruh lapangan usaha tumbuh positif. Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.
"Total ke-5 lapangan usaha tersebut sekitar 63,70 persen dari PDB. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah akomodasi dan makan minum yang tumbuh 10,17 persen didorong oleh adanya event yang berskala nasional maupun skala internasional," jelasnya.
Selain itu, kata Edy, bila dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan 2 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 0,79 persen dari 5,05 persen pada triwulan 2 2024.
"Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67 persen, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,50 persen," ujarnya.
Dari sisi pengeluaran, pada kuartal 2 2024 secara year on year seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif. Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,53 persen.
Menurut Edy, pada triwulan 2 2024 komponen ini tumbuh cukup kuat yaitu sebesar 4,93%. Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat.
"Sementara itu komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga LNPRT yang tumbuh sebesar 9,98 persen," imbuhnya.