BPS Umumkan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05 Persen, IHSG Anjlok 1,99 persen
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi grafik IHSG. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok pada perdagangan sesi I. Hal ini disebabkan data perekonomian Indonesia pada kuartal II-2024 masih tumbuh di atas 5 persen.

IHSG menurun hampi menyentuh 2 persen atau tepatnya 1,99 persen ke posisi 7.162,6. IHSG pun langsung terkoreksi ke level psikologis 7.100, setelah bertahan di level 7.300-an beberapa hari terakhir.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,3 triliun dengan melibatkan 10 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 579.650 kali. Sebanyak 115 saham menguat, 470 saham melemah dan 187 saham cenderung stagnan.

Terpantau semua sektor saham terkoreksi, dengan sektor bahan baku, energi, industri, dan transportasi menjadi yang paling parah di mana keempat sektor tersebut terkoreksi hingga lebih dari 2 persen.

Meski IHSG turun hamper menyentuh angka 2 persen, meski data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2024 telah dirilis dan hasilnya masih cukup baik.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mengalami pertumbuhan 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi.

"Komponen yang alami pertumbuhan positif yang berikan PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,53 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (28/8/2024).

Pada kuartal II-2024 ini, konsumsi tumbuh 4,93 persen. Hal ini masih kuatnya permintaan dan daya beli masyarakat. Sementara itu, komponen pengeluaran yang tumbuh tertinggi adalah konsumsi lembaga pemerintah (LNPRT) yang tumbuh 9,98 persen.

Selain itu, konsumsi juga didorong oleh libur hari raya, Lebaran dan Idul Adha. Meski sumber perekonomian terbesar, akan tetapi konsumsi rumah tangga sudah selama tiga kuartal terakhir di bawah 5 persen.