Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup perkasa 130 poin atau 0,8 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah disebabkan pelemahan perdagangan carry dikombinasikan dengan data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat (9/7/2024).
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 130 poin setara 0,8 persen bertengger di posisi Rp16.035,5 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah menguat 129 poin atau 0,8 persen menjadi Rp16.030 per dolar AS.
"Indeks dolar terus melemah lantaran data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan dan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar memicu aksi jual ekuitas global, yang semakin memperkuat pelemahan tersebut," kata Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Ibrahim menambahkan para pedagang sekarang mengharapkan pelonggaran sebesar 110 basis poin (bps) tahun ini dari Fed, memperkirakan peluang hampir 70 persen dari pemotongan 50 bps pada bulan September, turun dari 85 persen pada hari Senin, menurut alat CME FedWatch.
"Para pembuat kebijakan bank sentral AS pada hari Senin menolak anggapan bahwa data pekerjaan Juli yang lebih lemah dari perkiraan berarti ekonomi sedang dalam resesi.
Namun, Ibrahim menjelaskan pihaknya juga memperingatkan bahwa Fed perlu memangkas suku bunga untuk menghindari hasil seperti itu.
Selain itu, wakil Gubernur BOJ Shinichi Uchida mengatakan bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga saat pasar tidak stabil. Komentarnya memicu optimisme bahwa suku bunga Jepang tidak akan naik setajam yang awalnya diperkirakan oleh bank.
"BOJ telah menaikkan suku bunga minggu lalu dan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut tahun ini, dengan perubahan sikap agresif yang tak terduga menjadi beban utama di pasar Jepang," tuturnya.
IKemudian, impor China secara keseluruhan melampaui ekspektasi, yang menunjukkan beberapa ketahanan dalam konsumsi domestik. Namun, neraca perdagangan negara itu menyusut lebih dari yang diharapkan, karena ekspor terpukul oleh tarif perdagangan Eropa baru-baru ini pada kendaraan listrik China.
"Tarif saat ini berpotensi berdampak pada permintaan komoditas Tiongkok," imbuhnya.
Ibrahim memperkirakan perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.980 - Rp16.050.