Defisit APBN Sebesar Rp93,4 Triliun, Rupiah Menguat 122 Poin terhadap Dolar AS
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 122 poin atau 0,77 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda seiring Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Juli 2024 mencatatkan defisit Rp93,4 triliun atau setara 0,41 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 122 poin atau 0,77 persen di level Rp15.832 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah naik 119 poin atau 0,74 persen di level Rp15.830 per dolar AS.

"Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Juni 2024, yaitu Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB. Dari total postur, bulan Juli 2024 kita defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB, masih jauh dari total defisit APBN (yang direncanakan untuk 2024)," kata Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Ibrahim menuturkan secara keseluruhan, APBN 2024 memang didesain Rp522,8 triliun atau 2,29 persen terhadap PDB. Artinya, defisit yang terjadi pada Juli 2024 masih dalam rentang proyeksi pemerintah.

"Sedangkan, penerimaan negara sepanjang Januari - Juli 2024 mencapai Rp1.545,4 triliun atau setara 55,1 persen dari target penerimaan," ujarnya.

Menurut Ibrahim penerimaan itu tercatat turun 4,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi belanja negara pada Januari hingga Juli 2024 tercatat senilai Rp1.638,8 triliun atau 49,3 persen dari alokasi pemerintah.

"Realisasi belanja tercatat melonjak 12,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya," tuturnya.

Berbeda dengan tahun ini, APBN Juli 2023 tercatat masih mengalami surplus atau penerimaan negara lebih tinggi daripada realisasi belanjanya. Pada Juli 2023, APBN masih mengalami surplus Rp153,5 triliun atau 0,72% terhadap PDB.

Surplus terjadi karena pendapatan negara senilai Rp1.614,8 triliun lebih tinggi dari realisasi belanjanya yakni Rp1.461,2 triliun. Seiring realisasi tersebut, keseimbangan primer APBN per Juli 2024 tercatat masih surplus Rp179,3 triliun. Sebagai perbandingan, keseimbangan primer pada Juli 2023 tercatat senilai Rp394,5 triliun.

Dari sisi luar negeri, kata Ibrahim, Indeks dolar bergerak tipis terhadap mata uang lainnya, memperpanjang kinerja semalam yang lesu karena antisipasi menjelang data inflasi utama AS minggu ini yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek penurunan suku bunga.

"Dari laporan media menunjukkan bahwa Iran dapat melancarkan serangan terhadap Israel minggu ini. Serangan itu kemungkinan merupakan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas baru-baru ini di Iran, dan terjadi saat Israel terus melakukan serangannya di Gaza," ucapnya.

Ketidakpastian atas skala serangan, dan ancaman bahwa itu dapat memicu perang habis-habisan di Timur Tengah, merupakan pendorong utama permintaan safe haven untuk emas. CPI, data ekonomi ditunggu untuk isyarat suku bunga lebih lanjut

Fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga konsumen dari AS, yang akan dirilis pada hari Rabu. Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi sedikit mereda pada bulan Juli.

"Tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih lanjut memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju resesi," ungkapnya.

Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.750 - Rp15.860.