
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Kekhawatiran mendalam menyebar di kalangan ibu-ibu Gaza di Deir Al-Balah menyusul konfirmasi kasus polio pertama di daerah kantong tersebut pada Sabtu (17/8) yang sudah menghadapi kekurangan obat-obatan dan pasokan medis yang parah.
Di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al-Balah, para ibu seperti Elham Nassar berjuang keras untuk mendapatkan perawatan yang memadai bagi anak-anak mereka. Nassar, yang putranya menderita penyakit kulit, mengungkapkan rasa frustrasinya.
"Kami ingin Engkau menyelamatkan kami sebelum terlambat, atau berapa lama lagi kami harus menunggu? Haruskah kami menunggu hingga kami melihat anak-anak kami meninggal dan menjadi lumpuh, lalu tidak berdaya untuk melakukan apa pun bagi mereka?" kata Nassar dikutip dari reuters.
Seorang ibu lainnya, Umm Samir Abou Ghenemah, yang telah mengungsi beberapa kali di Gaza, menghadapi kesulitan serupa. Putranya menderita infeksi perut, dan ia sangat khawatir dengan kurangnya obat-obatan dan makanan bersih.
"Banyak penyakit telah menyebar di sini karena tidak ada makanan yang bersih, semua makanan telah terkontaminasi, karena kita sekarang hidup di lingkungan yang tercemar, tidak ada makanan sehat, tidak ada obat-obatan, tidak ada perlengkapan pembersih, tidak ada sabun, tidak ada sampo, tidak ada Dettol (disinfektan) untuk membersihkan,” kata Abou Ghenemah.
Bangsal anak-anak di rumah sakit itu dipenuhi anak-anak yang sakit. Banyak di antaranya menderita penyakit yang diperburuk oleh kurangnya produk kebersihan dasar.
Menteri Kesehatan Palestina mengumumkan pada hari Sabtu 17 Agustus bahwa kasus polio pertama yang dikonfirmasi di Jalur Gaza terdeteksi pada bayi berusia 10 bulan di Deir Al-Balah yang belum menerima vaksinasi yang diperlukan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta semua pihak dalam konflik Gaza untuk memberikan jaminan konkret bagi jeda kemanusiaan, yang memungkinkan kampanye vaksinasi polio dilakukan.
Guterres menekankan bahwa setidaknya 95% cakupan vaksinasi akan diperlukan selama setiap dua putaran kampanye untuk mencegah penyebaran polio dan mengurangi kemunculannya di tengah perang yang masih berlanjut di Gaza.