
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. (Tangkap layar akun YouTube Bank Indonesia)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2024 membaik dan mendukung ketahanan eksternal.
"NPI pada triwulan II 2024 menunjukkan perbaikan dengan mencatat defisit 0,6 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan defisit 6,0 miliar dolar AS pada triwulan I 2024," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Erwin mengatakan perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan kinerja transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus serta defisit transaksi berjalan yang tetap terjaga.
"Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar 140,2 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujarnya.
Sementara itu, kata Erwin, transaksi berjalan mencatat defisit yang rendah. Pada triwulan II 2024, transaksi berjalan mencatat defisit 3,0 miliar dolar AS (0,9 persen dari PDB), lebih baik dibandingkan dengan defisit 2,4 miliar dolar AS (0,7 persen dari PDB) pada triwulan I 2024.
"Surplus neraca perdagangan barang meningkat, dikontribusikan oleh defisit neraca perdagangan migas yang menurun dan surplus neraca perdagangan nonmigas yang relatif stabil," tuturnya.
Dikatakan Erwin, untuk ekspor nonmigas tumbuh positif didukung oleh perbaikan harga komoditas dan permintaan dari mitra dagang utama, sementara impor nonmigas relatif stabil dipengaruhi aktivitas ekonomi domestik yang terjaga.
Menurutnya, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh defisit jasa perjalanan (travel) seiring pelaksanaan ibadah haji 2024.
"Defisit neraca pendapatan primer juga lebih tinggi dipengaruhi oleh pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan," pungkasnya.

