
Gambaran batuk Pertusis / foto : bobo.grid.id
Jakarta, tvrijakartanews - Pertusis, atau yang lebih dikenal sebagai batuk rejan, adalah infeksi serius pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini sangat menular dan dapat menimbulkan dampak yang parah, terutama pada bayi dan anak-anak.
"Berasal dari kuman dan bakteri yang bisa menyebabkan saluran nafas kita seperti lumpuh oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut, sehingga tidak bisa mengeluarkan dahak. Bayangkan semua hal tersebut terjadi sampai bisa berbulan-bulan," ujar Dr. Anggaini Alam dalam media briefing, pada Jumat (23/8/24).
Dr. Anggaini Alam juga menjelaskan bahwa gejala kejang-kejang yang muncul dapat menjadi tanda khas dari pertusis. "Kejang-kejang, walaupun secara klinis saja tapi ini betul-betul spesifik hampir 95% kalo kita mendapatkan kasus ini adalah pertusis."
Gejala awal batuk rejan sering kali dianggap remeh karena mirip dengan batuk biasa. "Biasanya batuk begini disertai demam gak tinggi, kemudian bisa disertai juga dengan pilek. Paling bahaya kalo banyak, berlama-lama dan bisa ada muntah," tambah Dr. Anggaini. Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini. "Jeleknya pertusis, 3 minggu yang akan datang baru kejadian. Yang batuk-batuk seperti tadi. Kalo saja ditemukan lebih awal, pengobatannya lebih dini, tidak ada separah itu," tegasnya.
Tiga Tahap Gejala Batuk Rejan
Gejala batuk rejan umumnya mulai muncul 5–10 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejala ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu fase kataralis, fase paroksismal, dan fase pemulihan.
1. Fase Kataralis
Pada tahap awal ini, gejala biasanya berlangsung selama 1–2 minggu. Meskipun gejalanya ringan, penderita tetap dapat menularkan bakteri kepada orang lain melalui percikan air liur saat batuk atau bersin. Gejala yang muncul antara lain demam ringan, pilek, hidung tersumbat, mata merah dan berair, bersin-bersin, serta batuk ringan yang lebih sering terjadi pada malam hari.
2. Fase Paroksismal
Pada tahap ini, yang berlangsung selama 1–6 minggu, gejala batuk rejan semakin parah. Batuk keras tanpa henti disertai dengan bunyi “whoop” saat menarik napas panjang menjadi ciri khas pada fase ini. Selain itu, penderita juga dapat mengalami dada nyeri saat batuk, lelah setelah batuk, muntah, sulit bernapas, gelisah, berkeringat, serta wajah kemerahan atau kebiruan saat batuk. Durasi batuk bisa berlangsung lebih dari 1 menit tanpa henti, dan frekuensinya meningkat terutama di malam hari.
3. Fase Pemulihan
Fase ini berlangsung selama 2–3 minggu, ditandai dengan meredanya keparahan dan frekuensi batuk secara bertahap. Pada tahap ini, penderita tidak lagi menularkan bakteri.
Pertusis merupakan penyakit yang dapat mengancam nyawa, terutama bagi bayi dan anak-anak. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.