Perpusnas Ciptakan Ekosistem Kuat dalam Program Pelestarian dan Peningkatan Akses Manuskrip
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Perpusnas menciptakan ekosistem yang kuat untuk program pelestarian dan peningkatan akses manuskrip. (Istimewa)

Jakarta, tvrijakartanews - Direktur Pelaksana Perpusnas Indonesia, E. Aminudin Aziz mengatakan pihaknya menciptakan ekosistem yang kuat untuk program pelestarian dan peningkatan akses manuskrip yang berkelanjutan adalah hal yang sangat penting.

“Ekosistem ini meliputi upaya advokasi untuk pemilik manuskrip, peningkatan pelestarian, dan perluasan akses, yang mana memiliki tantangan tersendiri untuk direalisasikan,” kata Aminudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Aminudin mengatakan upaya ini sangat berharga karena memungkinkan lebih banyak orang memperoleh manfaat dan mengapresiasi warisan dokumenter di Indonesia.

“Namun, upaya ini sangat berharga karena memungkinkan lebih banyak orang memperoleh manfaat dan mengapresiasi warisan dokumenter kita” ujar Aminudin.

Dalam rekomendasi juri internasional yang terdiri dari pakar ahli, mereka mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan peningkatan akses ke manuskrip Indonesia. Upaya ini meliputi berbagai program ekstensif yang mencakup festival manuskrip, publikasi yang luas, dan inisiatif pendidikan untuk anak-anak serta pemuda.

Perpustakaan Nasional Indonesia akan menerima penghargaan tersebut dalam sebuah upacara di Cheongju, Republik Korea, pada tanggal 4 september 2024, bertepatan dengan Hari Jikji.

Perpustakaan Nasional Indonesia, didirikan sejak tahun 1980, telah melestarikan koleksi manuskrip Indonesia secara signifikan, yang mencerminkan keantikan dan keragaman tradisi manuskrip di Indonesia.

Dengan disahkannya Undang-Undang tentang Perpustakaan tahun 2007, Perpusnas telah melaksanakan program pengelolaan manuskrip di seluruh negeri, termasuk advokasi, invetarisasi dan akuisisi, pelestarian, aksesiblitas, penelitan dan publikasi, serta pembangunan kapasitas, dan restitusi.

Penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World diberikan untuk memperingati pencantuman Buljo Jikji Simche Yojeol, sebuah karya tertulis Korea yang diakui sebagai buku tertua yang dicetak dengan menggunakan huruf logam yang dapat dipindahkan.

Dengan dukungan dana sebesar $30,000, yang diberikan oleh Republik Korea melalui kota Cheongju, penghargaan ini bertujuan untuk menghargai upaya-upaya yang berkontribusi pada pelestarian dan peningkatan akses warisan dokumen sebagai warisan bersama umat manusia.

UNESCO mendirikan program Memori Dunia pada tahun 1995 untuk membantu melestarikan warisan dokumenter dunia – sebuah repositori yang kaya akan memori kolektif. Dokumen ini, baik dalam bentuk tertulis, audio, maupun visual, sangatlah rapuh dan memerlukan kerjasama global yang terkoordinasi dengan baik untuk memastikan keberlangsungan hidup dokumen tersebut serta akses berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dalam kemitraan erat dengan pemerintah dan lembga swasta, UNESCO bekerja untuk melindungi dan menyimpan dokumen asli yang tidak diubah, serta membuat dokumen tersebut dapat diaskses oleh semua orang. Program ini melibatkan jaringan komite nasional dan lembaga pengarsipan lokal di seluruh dunia. Program ini khususnya memfokuskan pada wilayah yang terdampak oleh konflik atau bencana alam.