
Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 53 poin atau 0,34 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah seiring pasar berada dalam kondisi waspada sebelum pembacaan inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 53 poin atau 0,34 persen di level Rp15.402 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah menguat 49 poin atau 0,31 persen di level Rp15.395 per dolar AS.
"Hal ini diharapkan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga. Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Agustus," kata Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Ibrahim menuturkan data CPI muncul hanya seminggu sebelum pertemuan Federal Reserve, di mana bank sentral diharapkan akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin.
"Menurunnya ekspektasi untuk pemotongan 50 bps telah mengguncang pasar saham minggu lalu, di tengah beberapa tanda ketahanan dalam ekonomi AS," ujarnya.
Menurut Ibrahim, Selain itu, Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump berhadapan dalam debat sengit.
"Debat tersebut menimbulkan lebih banyak keraguan atas pemilihan presiden 2024, dengan waktu kurang dari dua bulan tersisa hingga pemungutan suara," tuturnya.
Di asia, kata Ibrahim, sentimen terhadap Tiongkok terpukul oleh kemajuan dalam RUU AS yang berencana untuk membatasi bisnis dengan perusahaan-perusahaan bioteknologi Tiongkok.
"DPR hampir dengan suara bulat memberikan suara mendukung RUU tersebut pada hari Senin," jelasnya.
Beijing mengkritik RUU tersebut, yang masih harus disahkan Senat. Namun, RUU tersebut menghadirkan potensi hambatan lain bagi hubungan AS-Tiongkok, yang sudah tegang oleh pengenaan tarif perdagangan baru yang tinggi baru-baru ini pada industri-industri Tiongkok tertentu.
Sentimen terhadap Tiongkok juga terguncang oleh Trump yang mengulangi rencana untuk mengenakan tarif perdagangan yang lebih tinggi terhadap negara tersebut.