
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Tangkap layar laman resmi Kemenkeu)
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Keuangan memperlihatkan kepada Bank Dunia cara Indonesia berinvestasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sektor pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan salah satu fondasi utama dalam meningkatkan produktivitas dan keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah.
"Indonesia memiliki modal manusia yang besar dengan populasi muda yang terus bertumbuh, namun tanpa peningkatan kualitas pendidikan, kita tidak akan bisa memaksimalkan potensi tersebut," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/9/2024).
Sri Mulyani menuturkan pemerintah sudah mengalokasikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan. Outlook anggaran pendidikan pada APBN 2024 diperkirakan sebesar Rp581,3 triliun.
"Sedangkan untuk APBN 2025 dipatok sebesar Rp724,26 triliun yang merupakan 20 persen dari total belanja negara senilai Rp3.621,31 triliun," tuturnya.
Menurut Bendahara Negara itu, pihaknya membentuk dana abadi pendidikan sebagai Endowment Fund (EF) pendidikan. Dana abadi di bidang pendidikan merupakan bentuk komitmen pemerintah di bidang pendidikan sebagai langkah untuk menyiapkan SDM unggul dan berdaya saing melalui optimalisasi program beasiswa, pendanaan riset, serta menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi.
"Saya kira Anda juga menerima beberapa mahasiswa Indonesia yang dikirim oleh dana beasiswa kami. Ini semua sebenarnya adalah cara Indonesia mengikuti banyak negara lain yang telah berhasil mencapai berpendapatan tinggi," ujarnya.
Dikatakan Sri Mulyani, dalam RAPBN 2025, pemerintah merencanakan dana abadi di bidang pendidikan sebesar Rp25 triliun. Dana Abadi Pendidikan (DAP) itu termasuk dana abadi pesantren, dana abadi penelitian, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi perguruan tinggi.
"Dana tersebut dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai EF pendidikan," pungkasnya.