Silaturahmi Forum Tanah Air Diganggu Tindakan Anarkis Sekelompok Orang
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Silaturahmi Forum Tanah Air Diganggu Tindakan Anarkis Sekelompok Orang. Foto : Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Silaturahmi yang digelar Forum Tanah Air di Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9) pagi, diserang oleh sekelompok orang yang bertindak anarkis memporakparandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mic, dan mengancam para peserta yang baru hadir.

Dalam keterangan yang diterima, acara itu sendiri dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di manca negara dengan sejumlah tokoh/aktifis ttg masalah kebangsaan dan kenegaraan.

Hadir diundang sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Sunarko, selain Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti, Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air.

Sejak pagi sekelompok massa (sebagian ditengarai berasal dari Indonesia Timur) sudah berorasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel.

Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengeritik para narasumber yang diundang dan membela Rejim Presiden Jokowi.

Acara baru akan dimulai massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan. Polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau.

Acara akhirnya dimulai dan diubah menjadi konperensi pers. Para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi para tokoh/warga masyarakat yg berkumpul di ruangan hotel.

Terkait peristiwa itu, salah seorang pembicara dalam acara itu, Din Syamsuddin mengatakan, bahwa peristiwa brutal tersebut merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rezim penguasa terakhir ini.

Din Syamsuddin pun berharap Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto nanti agar tidak meneruskan bahkan harus mengoreksi praktek-praktek buruk yang merusak demokrasi dan tatanan kehidupan berbangsa bernegara selama Era Presiden Joko Widodo.

Kemudian, Ketua FTA Tata Kesantra, yang sengaja datang dari New York, mengatakan kejadian itu sangat memalukan, apalagi disaksikan lewat streaming youtube oleh para diaspora Indonesia di 22 negara.