Program Magrib Mengaji Ridwan Kamil Direspon Negatif Kubu Lawan, Timses RIDO: Pramono Gagal Paham
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK dan Suswono bersama pengurus DPD Partai Golkar Jakarta. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil - Suswono (RIDO), Basri Baco merespons pernyataan kubu lawan Pilkada Jakarta 2024 yang menanggapi negatif program Magrib Mengaji milik RK. Program itu sebelumnya dinilai Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung akan membebani pelajar dan dianggap berbau politisasi agama.

Membantah pernyataan Pramono itu, Baco menjelaskan Magrib Mengaji merupakan program yang membudayakan kembali tradisi membaca Al-quran dengan memberikan materi pembelajaran membaca Iqro’ dan Al-Qur’an. Program ini sudah diterapkan Ridwan Kamil saat menjabat Gubernur Jawa Barat dan pernah diluncurkan oleh Gubernur Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.

"Program ini bertujuan untuk menggantikan tradisi berkumpulnya anak-anak di masjid setelah magrib hingga isya'. Daripada mereka sibuk main gadget, kita arahkan untuk belajar atau mengaji Al-quran," kata Basri Baco, saat dihubungi pada Rabu (2/10/2024).

Soal pernyataan Pramono Anung yang menyebut program Magrib Mengaji akan membebani pelajar, Basri Baco menyangkalnya. Ia menyebut program ini tidak akan membuat siswa-siswi tetap berada di sekolah sampai magrib.

"Pramono ini gagal paham. Nggak begitu konsepnya. Siswa tetap belajar di sekolah seperti biasa dan pulang juga sama seperti biasa. Hanya saja, ketika sudah sampai rumah, pelajar diharuskan mengaji di masjid, musala atau ke guru ngaji di sekitar tempat tinggal masing-masing," kata Baco.

Nantinya, lanjut anggota Komisi E (Bidang Pendidikan) DPRD DKI Jakarta 2019-2024 ini, pelajar akan diberi buku monitoring dari sekolah. "Di situ ada batas akhir mengaji, tanda tangan guru ngaji dan diketahui orang tua," terangnya.

Selain untuk meningkatkan pengetahuan agama bagi siswa muslim, Program Magrib Mengaji juga bertujuan untuk mengurangi kenakalan remaja, seperti tawuran, geng motor, mabuk miras, narkoba dan lainnya.

"Targetnya menjadikan masjid sebagai safe house atau tempat aman bagi remaja agar tidak terjerumus dalam kenakalan. Sekarang ini banyak sekali, terutama anak-anak muda, melakukan tawuran dan narkoba," kata Wakil Ketua DPRD Jakarta Periode 2024-2029.

Selain itu, program Magrib Mengaji juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji. Sebab, para guru ngaji nantinya akan diberi honor yang dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta.

"Ya, para guru ngaji ini kan nantinya akan dikasih honor ya. Jadi, kesejahteraan mereka juga akan diperhatikan," kata Sekretaris DPD Partai Golkar Jakarta ini.

Sebelumnya, Program Magrib mengaji ini dilontarkan Ridwan Kamil saat menyampaikan sambutan di acara Warung Makan Gratis, Warakas, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2024).

"Kita ada program yang namanya 'Magrib Mengaji' ya. Nanti oleh gubernur diwajibkan untuk anak-anak sekolah, magrib ngaji sebagai tugas sekolah," kata RK.

Ridwan Kamil mengatakan, nantinya gubernur yang akan mengatur terkait ketetapan itu. Dengan adanya aturan tersebut, maka guru ngaji di Jakarta juga akan diperhatikan kesejahteraannya oleh Pemprov Jakarta.

"Nanti oleh gubernur diatur agar semua anak-anak yang muslim se-Jakarta harus ikut ngaji seperti itu, supaya seimbang lahir batinnya, kan begitu ya," katanya.

"Sehingga nanti guru ngaji akan dibutuhkan, karena nanti ada programnya, ada anggarannya," tambahnya.

Namun, program tersebut mendapat respons negatif dari Parmono Anung. Ia bahkan menyatakan tak akan membuat program serupa.

"Sama sekali tidak. Bahwa ada yang mengusulkan untuk sampai magrib di SMA-nya, kemudian mengaji, ya silakan lah mereka saja, kami tidak," ujar Pramono.

"Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi inilah bagaimana membangun Jakarta menjadi lebih baik," sambungnya.