
Foto : Dokumentasi Setpres BPMI/ Presiden Jokowi saat pembukaan BNI Investor Daily Summit, menyebut hilirasi dan digitalisasi kunci mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tangerang, tvrijakaratanews - Presiden Jokowi menyatakan pentingnya pentingnya hilirisasi dan digitalisasi sebagai dua pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Jokowi menilai bahwa hilirisasi bisa meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia serta peran digitalisasi dalam mempercepat transformasi ekonomi.
“Satu hilirisasi, yang kedua digitalisasi. Digitalisasi yang namanya data center itu wajib segera kita miliki. Yang kedua data analitik, akan bisa kita menganalisa angka-angka dan lain-lain secara cepat,” ujar Presiden, dikutip melalui laman BPMI pada Rabu, (9/10/2024).
Kemudian dalam konteks hilirisasi, Presiden Jokowi memaparkan keberhasilan Indonesia dalam mengolah nikel dari bahan mentah hingga produk jadi seperti stainless steel dan baterai. Menurut Presiden, barang-barang tersebut sudah diproduksi oleh industri-industri nasional akibat dari kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah.
“Lompatannya kelihatan sekali dari yang 1,4-2 miliar USD sebelum nikel distop, kemudian melompat menjadi 34,8 miliar USD. Itu adalah sebuah lompatan yang besar sekali,” ungkap Presiden.
Presiden juga menyoroti keberhasilan pengembangan smelter tembaga yang dimiliki oleh PT Amman dan PT Freeport Indonesia, dengan investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah. Selain nikel dan tembaga, Indonesia juga telah memulai hilirisasi bauksit yang akan terus ditindaklanjuti untuk meningkatkan nilai tambah.
“Nikel sudah, tembaga sudah, bauksit sudah, nanti kita masuk ke timah dan lain-lain,” ucap Presiden.
Adapun pentingnya hilirisasi di sektor padat karya seperti pertanian, kelautan, dan pangan juga perlu ditekankan kembali untuk memberikan dampak langsung kepada rakyat. Ia menyoroti pentingnya mengolah komoditas seperti kopi, kakao, lada, dan nilam sebelum diekspor sebagai bahan mentah. Dengan luas perkebunan kopi 1,2 juta hektare, kakao 1,4 juta hektare, serta lada dan nilam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, potensi ini harus dioptimalkan melalui industrialisasi.
“Memang harus dipaksakan, jangan dibiarkan alami, tetapi dipaksa, berhenti ya harus berhenti dengan segala resiko-nya,”
Jokowi juga menyebutkan bahwa rumput laut akan menjadi salah satu potensi besar Indonesia, yang memiliki beragam manfaat mulai dari pupuk organik, kosmetik, hingga bio avtur. Dengan panjang garis pantai lebih dari 80 ribu kilometer, Presiden Jokowi melihat rumput laut sebagai sumber daya yang dapat memberdayakan masyarakat pesisir.
“Kalau kita bisa masuk ke sini (industri rumput laut) dengan rencana dan strategi yang baik, ini akan memberikan dampak kepada rakyat sangat besar dan menaikkan nilai tambah kita,” kata Presiden.
Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia harus berani menempuh jalan sendiri dalam memanfaatkan sumber daya nasional. Presiden tidak ingin Indonesia mengikuti tren dunia yang akan membawa masuk ke dalam kompetisi yang sulit.
“Kalau kita fokus, komplit dengan rencana taktis, komplit dengan strategi taktis kita, saya meyakini tadi yang didepan saya sampaikan abad asia dan kita menjadi superpower itu betul-betul bisa kejadian,” tutur Presiden.