
Politikus Partai Nasdem Bestari Barus (kiri) dan Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung (kanan) di kediaman putra dari mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Boy Bernadi Sadikin, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2024). (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menyambangi putra dari mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Boy Bernadi Sadikin di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (9/10/2024) sore.
Dalam kunjungan Pramono di sela-sela kampanyenya itu tampak ada sosok politikus Partai Nasdem Bestari Barus yang turut hadir di kediaman Boy. Padahal, Partai Nasdem diketahui merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) "plus" untuk mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Kendati begitu, Bestari mengaku kehadirannya ini memang untuk memenuhi undangan Boy dalam rangka membahas mengenai pembangunan di Jakarta.
"Saya terjadwal ketemu dengan Pak Boy, selaku sesepuh Jakarta. Banyak bicara tentang hal-hal yang, tentang pembangunan Ibu Kota ke depan. Apalagi ini sekarang kan, sedang dekat dengan pemilihan gubernur, banyak yang kita bicara-bicara lah, kebetulan ada Mas Pram," kata Bestari di kediaman Boy Sadikin, Rabu.
Saat ditanya terkait apakah terselip maksud tertentu dalam memenuhi undangan Boy, Bestari tak menjawab lugas.
"Manusia punya rencana, Allah yang menentukan," ucap Bestari.
Sementara itu, Pramono mengaku kehadirannya di kediaman Boy merupakan rangkaian kunjungan silaturahmi kepada mantan-mantan Gubernur DKI Jakarta.
Dia lantas mengulas kedekatannya dengan keluarga Ali Sadikin, yang diakuinya sudah lama terjalin.
"Jadi saya ke rumah Bang Ali ini sudah berkali-kali, dari dulu bahkan kalau Bu Mega ke sini saya yang nganterin. Jadi hubungan saya pribadi dengan Ibu Mega, dengan keluarga Bang Ali ini cukup sangat dekat dan saya juga dengan Mas Boy selama ini hubungan sangat baik," tutur Pramono.
Bagi Pramono, Ali Sadikin merupakan gubernur DKI Jakarta yang paling berpengaruh dalam membangun kota saat ini menyandang kota global. Circa 1966 hingga 1977, Ali dinilai meninggalkan banyak warisan pembangunan di Jakarta.
"Bang Ali terkenal dengan keberaniannya untuk memutuskan. Salah satu gubernur yang memutuskan Jakarta menjadi berubah seperti sekarang ini orang mencatat adalah Bang Ali," imbuh dia.