
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. (Tangkap layar laman resmi Kementerian PPN/Bappenas)
Jakarta, tvrijakartanews - Kementeri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan negara-negara dengan produksi perikanan yang tinggi, seperti China, Jepang dan Norwegia, memiliki korelasi positif antara nilai PDB per kapita dan tingkat konsumsi ikan.
"Menurut saya unik adalah China itu juga termasuk eksportir ikan, padahal mereka lebih luas kontinennya (wilayah daratnya). Kalau Jepang, oke lah (memang punya zona laut yang lebih luas daripada daratannya), apalagi Norwegia," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Suharso mengatakan ketiganya pun termasuk dalam 25 negara dengan tingkat konsumsi ikan per kapita tertinggi di dunia.
"Saya kira Norwegia itu revenue (pendapatan) negara yang terbesar setelah minyak itu adalah perikanan, kadang-kadang perikanan lebih besar, kadang-kadang minyaknya lebih besar, tergantung pada harga ikan maupun harga minyak saat itu," ujar Suharso.
Menurut Suharso, walaupun tidak dikategorikan negara maju, ketiga negara tersebut memiliki tingkat konsumsi ikan di dalam negeri juga cukup tinggi.
"Hal ini didorong oleh lanskap Indonesia sebagai negara kepulauan dengan produk perikanan yang berlimpah," ucap Suharso.
PDB per kapita Indonesia tercatat sebesar 11.859 dolar AS (Rp185,71 juta), dengan total konsumsi ikan mencapai 44,4 kilogram per kapita per tahun, atau terbanyak ke-17 di dunia.
Sedangkan total konsumsi protein hewani di Indonesia, termasuk dari ikan, ayam, sapi, dan hewan ternak lainnya, mencapai 63 kilogram per kapita per tahun pada 2021.
"Tingkat konsumsi ikan Indonesia tinggi dan kalau dilihat dari total proporsi konsumsi protein hewani itu mencakup hampir 70 persen," jelas Suharso.
Meskipun memiliki sumber daya dan tingkat konsumsi produk perikanan yang besar, ia menyayangkan bahwa kontribusi sektor perikanan terhadap PDB hanya 3 persen.
"Seingat saya, waktu saya ikut mengadakan penelitian bersama ahli dari Norwegia, kita sudah waktu itu 2,6 persen kontribusi perikanannya. Jadi, hampir 20 tahun kita cuma naik 0,4 persen. Terlalu kecil, tapi mungkin secara nominal besar," tambah Suharso.
Berdasarkan data Bank Dunia, PDB per kapita per tahun di China tercatat 17.658 dolar AS (Rp276,52 juta, kurs per hari ini = Rp15.660), Jepang sebesar 41,259 dolar AS (Rp646,12 juta), dan Norwegia senilai 65,916 dolar AS (Rp1,03 miliar) pada 2021.
Sementara menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi ikan per kapita per tahun di China, Jepang dan Norwegia masing-masing sebesar 39,89 kilogram, 45,12 kilogram dan 50,16 kilogram.