Ilustrasi logo OJK. (Tangkap layar laman resmi OJK)
Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp1.474 triliun atau tumbuh 4,42 persen (yoy). Jumlah ini meningkat dibanding bulan Agustus 2025 sebesar Rp1.412 triliun.
"Pertumbuhan kredit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi makroekonomi antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat serta dinamika global termasuk situasi geopolitik yang berpengaruh pada berbagai aspek perekonomian domestik," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Dian mengatakan meski menghadapi tantangan, bank tetap optimis dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM.
"Tentunya dengan berbagai dukungan dari pemerintah dan lainnya," tuturnya.
Dikatakan Dian, saat ini pemerintah bersama dengan OJK serta pemangku lainnya secara aktif melakukan koordinasi, evaluasi, dan monitoring atas kondisi UMKM serta efektivitas instrumen kebijakan yang ada dalam menstimulus kredit UMKM yang berkelanjutan dan resilien.
Hal tersebut antara lain melalui program inklusi keuangan berupa perluasan jaringan agen bank, program subsidi pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta adanya program insentif berupa kelonggaran likuiditas.
"Jadi keseluruhan, kredit perbankan tumbuh sebesar 11,4 persen secara tahunan (yoy) atau Rp7.508 triliun per Agustus 2024," ujarnya.
Namun, pertumbuhan kredit perbankan tersebut melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2024 yang sebesar 12,4 persen (yoy) atau Rp7.515 triliun.
Kemudian secara tahun berjalan, pertumbuhan kredit perbankan tercatat tumbuh 5,89 persen (ytd), sementara kredit perbankan tercatat minus 0,09 persen (mtm). Selain itu, alat likuid perbankan pada Agustus 2024 tercatat Rp2.195 triliun.