
Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto. Foto M Julnis Firmansyah m
Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan bahwa Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, berencana membangun pusat tenaga nuklir di Indonesia. Menurut Hashim, Prabowo telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas kerja sama terkait proyek ini.
"Pak Prabowo sudah meminta kerja sama dengan Pemerintah Rusia dan bertemu Presiden Putin beberapa pekan lalu. Saya dengar Presiden Putin sudah setuju," kata Hashim saat berpidato di Jakarta dikutip Sabtu (12/10/2024).
Hashim menambahkan, Presiden Putin bahkan siap menyediakan tempat khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar berbagai ilmu seperti kedokteran, fisika, teknik nuklir, dan lainnya. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang ahli di bidang sains, sehingga keinginan membangun pusat tenaga listrik nuklir bisa segera terwujud.
"Pak Prabowo ingin program pembangunan pusat tenaga listrik nuklir segera dimulai. Jika keputusan sudah diambil, mungkin butuh waktu 10-15 tahun lagi hingga pusat tenaga nuklir pertama bisa beroperasi," jelas Hashim.
Adik kandung Prabowo itu menegaskan tidak ada waktu yang tersisa untuk menunda keputusan ini. Setelah Prabowo resmi menjabat sebagai presiden, proyek tersebut akan segera dimulai.
"Kita harus putuskan sekarang, tahun depan. Itu sudah menjadi tekad beliau," tegas Hashim.
Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2032. Informasi ini disampaikan oleh anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Kementerian ESDM, Abadi Poernomo.
"Pengembangan nuklir sesuai Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Ketenagalistrikan Nasional (RPP KEN) 2032 diharapkan sudah ada pembangkit kecil sebagai penggerak. Pada 2032, kita harapkan sudah ada PLTN," ujar Abadi.
"Kapasitasnya sekitar 250 megawatt," tambah Abadi.
Terkait lokasi, pemerintah telah mengidentifikasi beberapa wilayah yang berpotensi untuk pembangunan PLTN, termasuk di Belitung dan Pulau Kalimantan.
"Lokasi yang sudah disurvei mencakup beberapa daerah yang stabil, seperti di Belitung dan Kalimantan. Saat ini, kami masih memastikan lokasi yang benar-benar aman untuk pembangunan PLTN," jelasnya.
Abadi juga menyebutkan bahwa beberapa investor asing menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam proyek PLTN ini, meskipun dia belum merinci nama-nama investor tersebut.
"Investor dari Rusia, Amerika, dan China, semuanya berminat," kata Abadi.

