
Cast Film "Para Perasuk" / foto : Poplicist Publicist
Jakarta, tvrijakartanews - Kabar membanggakan datang dari Busan International Film Festival (BIFF) 2024. Film "Para Perasuk", yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja dan diproduksi oleh Rekata Studio, berhasil meraih penghargaan CJ ENM Award dalam ajang Asian Project Market (APM) 2024. Film ini juga dikenal dengan judul internasionalnya, "Levitating".
APM 2024 merupakan bagian dari rangkaian BIFF, di mana sebanyak 30 proyek film dari berbagai negara Asia dipresentasikan. Tahun ini, "Para Perasuk" menjadi salah satu dari delapan film yang berhasil mendapatkan penghargaan. APM sendiri merupakan pasar investasi dan produksi film yang telah berlangsung selama 27 tahun, dengan peserta dari berbagai negara yang menawarkan proyek film bertema sosial, politik, dan budaya.
Produser film "Para Perasuk", Siera Tamihardja, yang mewakili Rekata Studio, mengungkapkan kegembiraannya. “Sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan bertemu dengan sesama filmmakers dari seluruh Asia, dan para expert industri dari seluruh dunia yang hadir, berjejaring, dan sungguh berdedikasi terhadap apa yang mereka kerjakan. Kami sangat berterima kasih atas apresiasi ini dan berharap bisa menyelesaikan film dengan baik. Penghargaan ini merupakan bukti kepercayaan terhadap potensi film Indonesia yang semakin berkembang dari waktu ke waktu. Kami sangat bersemangat dan akan menggunakan kesempatan ini dengan bijak dan semoga tidak akan mengecewakan para penonton saat filmnya dirilis,” ujarnya Siera dalam pernyataannya pada Sabtu (13/10/24).
Saat ini, "Para Perasuk" masih dalam proses syuting dan direncanakan tayang pada tahun 2025 di bioskop. Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor berbakat Indonesia seperti Angga Yunanda, Maudy Ayunda, Bryan Domani, Chicco Kurniawan, Indra Birowo, Ganindra Bimo, serta Anggun C. Sasmi, yang memulai debutnya di layar lebar.
Diproduksi bersama oleh Indonesia, Singapura, dan Prancis, "Para Perasuk" mengusung genre drama supernatural. Film ini menceritakan kisah sebuah desa di mana masyarakatnya menganggap kerasukan roh sebagai bentuk kepuasan dan kesenangan bersama. Bayu, tokoh utama dalam cerita ini, bercita-cita menjadi seorang perasuk dalam pesta kerasukan massal yang menjadi tradisi di desa tersebut. Namun, di tengah ambisinya, ia menjadi sosok sentral dalam menghadapi krisis yang mengancam desanya.
Penghargaan CJ ENM Award ini semakin memperkuat posisi "Para Perasuk" sebagai salah satu film yang patut ditunggu dalam kancah perfilman Asia.