Bahlil Sebut Indonesia Pernah Catat Lifting Minyak Capai 1,6 juta Barel per hari
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (Tangkap layar laman YouTube REPNAS 2024)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia pernah mencatat lifting minyak mencapai 1.600.000 barrel per day sekitar tahun 1996-1997. Capaian itu berkontribusi terhadap pendapatan negara hingga 40 persen hingga 50 persen.

"Kita tahu bahwa 30 tahun lalu, tahun 96 1997, bahwa lifting minyak kita itu 1.600.000 barrel per day, dengan kontribusi kepada pendapatan negara itu sekitar 40-50 persen," kata Bahlil dalam acara Rakornas Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) 2024, di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Bahlil mengatakan kedaulatan energi menjadi salah satu program yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun angka lifting terus menurun tiap tahun, meski sempat naik lagi pada tahun 2008 sekitar 800-900 ribu barel per hari.

"Angkanya lalu turun lagi dan menjadi sekitar 600 ribu barel per hari saat ini," ujarnya.

Menurutnya, kebutuhan minyak nasional mencapai 1,6 juta barel per hari. Selisih dari kebutuhan itu lantas harus diisi dari impor. Sedangkan produksi minyak Indonesia 600.000 barat per day.

"Dan konsumsi kita, itu 1.600.000 barat per day. Jadi kita impor kurang lebih sekitar 900 ribu sampai 1 juta. Jadi apa yang terjadi tahun 1997, kita export, sekarang berbalik, kita impor dengan jumlah yang sama. Kalau tidak kita mampu mengatasi lifting, maka jangan pernah bermimpi kita ini akan menuju kepada keberatan energi," tuturnya.

Dikatakan Bahlil, solusi untuk mencari permasalahan itu yakni penerapan teknologi Teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery) untuk meningkatkan lifting.

"Kemudian mengaktifkan kembali sumur minyak yang berstatus idle atau nganggur," ucapnya.

Dari sekitar 44.900 sumur yang ada, 16.000-an lebih sumur berstatus aktif. Kemudian 16.600 sumur idle, dan sekitar 5.000 sumur idle yang masih bisa dioptimalkan.