
Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK merespons usulan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) soal Jakarta menjadi Twin City dengan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut RK, pihaknya bakal mengikuti keputusan pemerintah pusat.
"Saya ikut keputusan pemerintah pusat saja, karena keputusannya bukan di level gubernur, ya. Keputusan pindah apapun ini menyangkut republik," kata ujar Ridwan Kamil di Urban Forest, Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
Lebih lanjut, meski Ibu Kota dipindahkan ke Kalimantan, Ridwan Kamil tetap optimistis bahwa Jakarta akan tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi dan budaya di Indonesia. Ia menyatakan bahwa Jakarta memiliki peran strategis yang tak tergantikan meskipun status ibu kota administratif berpindah.
"Bagi Jakarta, mau ada IKN atau tidak, Jakarta tetap epicentrum dari yang namanya Indonesia,"
Ridwan juga menegaskan bahwa ia akan mendukung keputusan pemerintah pusat terkait perpindahan ibu kota, dan Jakarta akan terus mengembangkan sektor ekonomi kreatif sebagai fokus utamanya.
Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden untuk Kerjasama Internasional Pembangunan IKN, Bambang Susantono memaparkan konsep Twin City yang diajukan oleh ASPI.
"Twin Cities. Itulah konsep yang diusulkan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (@aspi.indonesia) terkait pembangunan IKN ke depannya, dan 'dititipkan' pada saya untuk dapat disampaikan ke pemerintah," kata Bambang dalam unggahan di Instagram, dikutip Minggu (14/10/2024).
Menurut Bambang, ASPI sebelumnya telah melakukan beberapa tahap kajian bersama anggotanya dan kemudian mengusulkan 4 skenario pembangunan IKN. Semua skenario bertujuan agar proses pembangunan IKN dapat diarahkan kembali agar 'on the track' sesuai dengan visi misi awalnya.
Adapun 4 skenario tersebut yaitu, pertama, sebagai bagian dari perjalanan menuju Ibu Kota Nusantara hingga tahun 2045, IKN dapat diposisikan menjadi kota yang memiliki fungsi utama tertentu dengan memanfaatkan potensinya sebagai living lab pengembangan kota.
Kedua, skenario Twin Cities, yaitu adanya 2 kota utama yang menjalankan fungsi-fungsi administrasi pemerintahan selama periode tertentu (dalam hal ini adalah 2025-2029). Ketiga, potensi pelambatan tercapainya critical mass di IKN dapat dimitigasi dengan menerapkan rencana IKN sebagai livable and lovable city.
Keempat, perlunya peninjauan ulang terhadap aspek-aspek perencanaan IKN, seperti milestone pembangunan infrastruktur, populasi, dan biaya.