Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Rumah Sakit Universitas Tuebingen di Jerman selatan, ingin membuat stafnya senang dengan makanan hangat sepanjang waktu telah beralih ke dapur robotik untuk mendapatkan bantuan. Robot dapur ini telah digunakan di Rumah Sakit Universitas Tuebingen sejak akhir Mei dan harga piringnya antara enam hingga sekitar sembilan euro.
Salah satu pendirinya, Kevin Deutmarg, mengatakan lengan robotik tersebut menyiapkan hingga 120 makanan berbeda dalam hitungan menit menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan.
"Kami memesan dua porsi gnocchi di terminal pemesanan yang sudah dalam tahap produksi. Dan sekarang, saat kami menjalani prosesnya," kata Deutmarg dikutip dari reuters (15/10).
Dalam dapur tersebut terdapat lemari es tempat bahan-bahan yang telah dibagi terlebih dahulu. Panci di atas kompor induksi kemudian memasak salah satu makanan yang dipesan oleh tamu kantin melalui layar sentuh.
"Beragam hidangan yang disajikan meliputi hidangan klasik Jerman seperti Koenigsberger Klopse (bakso), spaetzle lentil, spaetzle keju, dan fricassee ayam, kami menyediakan hidangan Asia seperti Ramen, Pho, tumis Mie Udon, tumis nasi dengan saus asam manis, dan berbagai macam hidangan pasta bergaya Italia," jelas Deutmarg.
Direktur komersial Rumah Sakit Universitas Tuebingen, Daniela Harsch, memuji dapur robotik mereka yang menurutnya bukan tentang menggantikan karyawan, tetapi hanya sekadar tambahan yang sangat masuk akal bagi mereka. Menurut Harsch, mencari tenaga kerja terampil semakin sulit, terutama untuk jam kerja tidak teratur yang umum terjadi di rumah sakit.
Namun, dapur robotik tidak bekerja sepenuhnya tanpa manusia: setiap hari, karyawan mengisi lemari es yang terintegrasi ke dalam modul dapur dengan bahan-bahan yang sudah dipotong dan dimasak sebelumnya. Lengan robot mengeluarkannya dan menggoreng, mengaduk, dan membumbui hidangan yang diinginkan pada salah satu dari delapan pelat induksi.