Pemutihan Karang Global Meluas, Capai Rekor Terbesar pada 2024
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional mengatakan peristiwa pemutihan karang massal global kini menjadi yang terluas yang pernah tercatat di dunia. Derk Manzello, koordinator pengawas terumbu karang administrasi samudera nasional mengatakan, hingga 10 Oktober 2024, sekitar 77% wilayah terumbu karang dunia telah mengalami tekanan panas tingkat pemutihan sejak Januari 2023.

"Jadi ini adalah rekor baru. Rekor sebelumnya adalah 65,7% wilayah terumbu karang dunia mengalami tekanan panas tingkat pemutihan selama peristiwa pemutihan karang global ketiga dari tahun 2014 hingga 2017. Sedangkan selama peristiwa pemutihan global keempat, kita telah melampauinya sekitar 11% dalam waktu sekitar setengahnya," ucapanya kepada reuters secara eksklusif minggu ini.

Otoritas terumbu karang NOAA mengumumkan peristiwa pemutihan karang global tersebut pada April 2024, menjadikannya peristiwa keempat sejak 1998. Rekor sebelumnya dari pemutihan massal tahun 2014 hingga 2017 memengaruhi hampir 66 persen wilayah terumbu karang dunia.

Dipicu oleh tekanan panas di lautan yang hangat, pemutihan karang terjadi ketika karang mengeluarkan alga berwarna-warni yang hidup di jaringannya.

Tanpa alga yang bermanfaat ini, karang menjadi pucat dan rentan terhadap kelaparan dan penyakit. Karang yang memutih tidak mati, tetapi suhu laut perlu mendingin agar ada harapan untuk pulih.

NOAA sejauh ini belum menyebut pemutihan massal ini, yang kini telah memengaruhi terumbu karang di 74 negara dan wilayah, sebagai yang 'terburuk' yang pernah tercatat. Dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, para ilmuwan akan melakukan penilaian bawah air terhadap karang yang mati. Ini akan membantu para ilmuwan menghitung tingkat keparahan peristiwa tersebut.

Para ilmuwan sebelumnya telah memperkirakan bahwa terumbu karang akan melewati titik kritis pada pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius (2,7 F), yang berarti hingga 90% terumbu karang akan hilang. Pemutihan karang yang tercatat terakhir menambah bukti yang berkembang bahwa terumbu karang telah melewati titik yang tidak dapat kembali pada pemanasan sebesar 1,3 C (2,3 F).

Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan laut, perikanan subsisten, dan pariwisata. Setiap tahun, terumbu karang menyediakan barang dan jasa senilai sekitar $2,7 triliun, menurut perkiraan tahun 2020 oleh Jaringan Pemantauan Terumbu Karang Global.