
Walikota Bogor, Bima Arya Bersama Sejumlah Pihak Terkait Melakukan Pengecekan Penanganan Di Dua Lokasi Banjir/ Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor - Wali Kota Bogor, Bima Arya mengecek langsung penanganan bencana di dua titik di wilayah Kecamatan Bogor Utara dan Bogor Barat, Minggu 3 Desember 2023 kemarin
Bima Arya bersama sejumlah pihak terkait lainnya, mengecek titik pertama penanganan bencana di Kelurahan Cibuluh dan Tanah Baru, tepatnya di belakang proyek pembangunan SMAKBO.
Saat ini, penanganan pasca terjadinya banjir setinggi leher orang dewasa, yang sempat menggenangi ratusan rumah di wilayah Kelurahan Tanah Baru dan Cibuluh sedang dilakukan normalisasi dan pengerukan sedimentasi di kolam retensi belakang proyek SMAKBO menggunakan excavator swamp atau Excavator amphibi yang bisa terapung diatas air.
"Saya minta, tadi Dinas PUPR berkoordinasi dengan pelaksana pembangunan SMAKBO untuk mempercepat pengerukan kolam retensi supaya mengurangi debit air yang masuk ke warga," ujar Bima Arya.
Bima Arya juga menyampaikan, bahwa akan dilakukan percepatan pembongkaran jembatan agar lebih tinggi sehingga tidak menghalangi aliran air.
"Saya juga mendorong untuk dilakukan normalisasi bersama-sama warga dan dinas dan pelaksana kegiatan di SMAKBO supaya melakukan normalisasi semaksimal mungkin di wilayah itu, karena memang berpacu dengan waktu jangan sampai ada korban jiwa," jelasnya.
Selanjutnya, Bima Arya melakukan pengecekan penanganan bencana longsor di Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat.
Di sana, Bima Arya meninjau penanganan bencana yang sedang dilakukan oleh BPBD bersama warga.
Kepada Dinas Perumahan dan Permukiman, Bima Arya meminta untuk membangun saluran air di atas longsoran dan di bawah longsoran.
"Karena kelihatan belum ada saluran air yang layak disitu, sembari sementara dipasang dulu turap sementara dari bambu. Nanti baru dilanjutkan pembangunan turap permanen disitu," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina menuturkan, terkait penanganan banjir di wilayah Kecamatan Bogor Utara pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pelaksana proyek SMAKBO
Ada beberapa opsi yang akan diambil, pertama normalisasi saluran kali, kedua normalisasi atau pengerukan kolam retensi, ketiga bantuan sosial untuk relokasi warga oleh Kementerian PUPR.
"Untuk jangka pendek ini agar tidak lagi banjir, kita lakukan normalisasi dan pengerukan kolam retensi itu sedang kita lakukan. Alat dari kita mereka (pelaksana proyek) yang mengatur mobilisasinya, operator juga dari kita karena kita mau percepatan," katanya.
Rencananya, jembatan yang bersebelahan dengan kolam retensi tersebut akan dibuat lebih tinggi sehingga, tidak menghalangi arus air.
"Mudah-mudahan mereka (pelaksana proyek SMAKBO) yang akan membangun jembatan, karena memang dia (jembatan itu) menghalangi penampang sungai jadi menghalangi air yang lewat," ujarnya.
Untuk pekerjaan normalisasi kolam retensi dan sungai dengan proses pengerukan diperkirakan akan selesai dalam waktu satu pekan.
"Normalisasinya itu pinggirannya dibuat datar sesuai tinggi TPT. Nah, dalamnya itu kita buat palung dikeruk sekitar dua hingga tiga meter," katanya.
Dengan demikian daya tampung air bisa lebih dalam sehingga, air tidak masuk ke pemukiman warga.
"Karena ini urusan manusia, keselamatan orang, keselamatan dan kenyamanan warga, jadi semua langkah-langkahnya kita selesaikan bareng-bareng," tutupnya. (Dimas Yuga Pratama)

