Unik! Tradisi Pembersihan Tulang Kuno untuk Menghormati Orang Mati di Meksiko Selatan
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Sumber : Reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Penduduk kota Pomuch di Meksiko selatan setiap tahunnya berpartisipasi dalam tradisi membersihkan tulang-tulang kerabat mereka yang telah meninggal. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan kepada orang yang telah meninggal menjelang "Hari Raya Kematian". Tradisi tersebut sudah berlangsung selama berabad-abad.

Melansir reuters (01/11) keluarga di Pomuch menggali kembali jenazah orang yang meninggal setelah tiga tahun di dalam kubur. Kemudian, mereka memindahkan tulang-tulang dan tengkorak yang telah kering ke dalam peti kayu untuk dipajang terus menerus di ceruk pemakaman terbuka.

"Ini adalah cara untuk bersyukur bahwa tahun baru telah berlalu dan berterima kasih kepada mereka (orang yang telah meninggal) karena telah merawat kita. Di mana pun mereka berada, mereka merawat kita. Banyak yang mengatakan itu tidak benar, tetapi saya tahu itu benar. Mereka bersama kita di mana pun mereka berada karena kita membawa mereka di hati kita, dan semua kenangan mereka bersama kita," ungkap Maria Esther Poot Tuz, warga setempat.

Selama perayaan Hari Orang Mati, orang-orang dengan cermat mengeluarkan tulang-tulang kerabat mereka dari peti kayu ini untuk dibersihkan dan dihiasi dengan selimut putih, bunga, dan lilin.

Keluarga berkumpul di pemakaman, berbagi cerita tentang orang yang mereka cintai, dan membersihkan tulang mereka sebagai bentuk rasa terima kasih, yang mewujudkan kepercayaan bahwa mereka dijaga dari akhirat.

Cerita rakyat setempat memperingatkan bahwa arwah penduduk asli Pomuch mungkin menjadi marah dan berkeliaran tanpa tujuan di jalan-jalan jika jenazah mereka tidak dirawat dengan baik. Berakar pada kepercayaan Maya, kematian dipandang sebagai fase kehidupan di mana orang yang meninggal berubah menjadi makhluk yang lebih spiritual.

"Sangat mengesankan melihat bagaimana orang-orang merawat orang mati dan membersihkan tulang-tulang mereka. Kita melihat tulang-tulang di mana-mana. Itu sangat simbolis, itu adalah budaya yang sangat kaya," kata seorang turis asala Perancis, Faustine De Nas.