
Foto: Penguin Adélie di Antartika (Prof.Heather Lynch)
Jakarta, tvrijakartanews - Kecerdasan buatan (AI) dapat membantu memetakan dan melacak koloni penguin di Antartika secara akurat dengan menganalisis foto wisatawan.
“Saat ini, semua orang punya kamera di saku mereka, jadi jumlah data yang dikumpulkan di seluruh dunia sungguh luar biasa,” kata Heather Lynch dari Universitas Stony Brook di New York.
Melansir New Scientist (02/11) Haoyu Wu di Universitas Stony Brook dan rekan-rekannya, termasuk Lynch, menggunakan alat AI yang dikembangkan oleh Meta untuk menyorot penguin Adélie dalam foto-foto yang diambil oleh wisatawan atau ilmuwan di lapangan. Dengan bimbingan dari seorang ahli manusia, alat AI tersebut mampu mengidentifikasi dan menguraikan seluruh koloni secara otomatis dalam foto. Metode semi-otomatis ini jauh lebih cepat daripada melakukan semuanya secara manual karena alat AI hanya membutuhkan waktu 5 hingga 10 detik per gambar, dibandingkan dengan seseorang yang membutuhkan waktu 1 hingga 2 menit.
Tim tersebut juga membuat model digital 3D dari lanskap Antartika menggunakan citra satelit dan data elevasi medan. Dengan mengidentifikasi detail lanskap dalam gambar wisatawan, para peneliti dapat menempatkan fotografer, kemudian koloni penguin, secara akurat dalam model 3D.
Transformasi foto tanah menjadi pandangan mata burung ini memungkinkan para peneliti melacak bagaimana koloni penguin berubah dalam lokasi dan ukuran populasi dari waktu ke waktu. Terbukti sangat membantu di wilayah-wilayah terpencil di dunia tempat survei udara dengan pesawat nirawak atau pesawat terbang jarang dilakukan. Pelacakan semacam itu penting karena penguin Adélie dianggap sebagai spesies penjaga, yang berarti pergeseran populasi mereka merupakan indikator perubahan iklim.
"Teknik yang dibantu AI juga dapat memanfaatkan citra historis untuk melacak fenomena seperti perubahan gletser yang terjadi sangat lambat dan mungkin hanya terlihat dengan melihat lintas waktu puluhan tahun," kata Lynch.
Annie Schmidt dari Point Blue Conservation Science, lembaga nirlaba yang berbasis di California mengatakan pelacakan ukuran dan lokasi populasi koloni penguin penting. Namun, ini hanyalah langkah awal menuju pemahaman yang lebih baik tentang alasan perubahan populasi tersebut.
Bersamaan dengan itu, Peter Fretwell di British Antarctic Survey berpendapat cara ini bisa bermanfaat, terutama karena banyak koloni penguin jarang dinilai oleh komunitas peneliti. Namun, para peneliti tetap berbeda pendapat mengenai dampak pariwisata Antartika, dua kelompok penguin Adélie besar yang dievaluasi oleh para peneliti sering dikunjungi oleh kapal wisata di sisi timur Semenanjung Antartika.
"Beberapa ilmuwan khawatir bahwa, dengan mendorong wisatawan untuk melakukan penelitian ilmiah warga, kami membenarkan perjalanan mereka, yang akan digunakan oleh perusahaan pelayaran untuk menjual lebih banyak tempat berlabuh, yang akan memicu ekspansi, yang lain berpikir bahwa dampak langsung dari industri ini sangat kecil, karena industri ini diatur dengan baik," kata Fretwell.