BI Komitmen Majukan Keuangan Syariah
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Logo Bank Indonesia. (Tangkap layar laman resmi Bank Indonesia)

Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia berkomitmen penuh dalam memajukan keuangan syariah. Hal ini sebagai wujud komitmen tersebut, terdapat berbagai inisiatif yang telah dilakukan yaitu inisiasi penelitian mengenai Indonesia Sovereign Wakaf Funds (ISWF) untuk mendorong pengembangan akselerator keuangan syariah.

"Untuk mempercepat transformasi digital keuangan Islam, BI juga mendukung implementasi program Satu Wakaf dan integrasi database Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf (Ziswaf) guna meningkatkan pengelolaan keuangan syariah, mendorong transparansi, efisiensi, dan inklusivitas," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).

Destry menambahkan sementara terkait sumber daya manusia, pihaknhya secara aktif memperluas program Mustahiq Naik Kelas (Muklas) dan sertifikasi untuk Nazir guna membekali individu dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengelola serta mengembangkan keuangan sosial Islam secara efektif dan sesuai dengan peruntukannya.

"Berbagai inisiatif ini diharapkan dapat semakin memajukan keuangan syariah termasuk adanya kolaborasi serta dukungan yang lebih erat dari semua pemangku kepentingan, baik di tingkat nasional maupun global," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar menyampaikan zakat dan wakaf memainkan peran penting untuk distribusi kekayaan yang adil. Zakat dengan sifatnya yang wajib, berfungsi sebagai instrumen yang adil untuk redistribusi kekayaan.

"Sementara itu, wakaf, dengan sifatnya yang produktif, dapat menjadi sumber pendanaan jangka panjang yang mendukung program pengentasan kemiskinan, pemberdayaan komunitas, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," kata Nasaruddin.

Oleh karena itu, kata Nasaruddin, penting untuk mengembangkan model pengelolaan zakat dan wakaf yang inovatif. Melalui kerja sama di tingkat global serta pemanfaatannya yang tepat.

"Zakat dan wakaf akan menjadi pilar utama dalam mengurangi ketidaksetaraan sosial dan disparitas ekonomi di seluruh dunia," tutur Nasaruddin

Lebih lanjut, Nasaruddin menanyampaikan bonus demografi di Indonesia sebagai peluang untuk memperkuat peran zakat dan wakat yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan lebih banyak akses pendidikan berkualitas, pelatihan, serta modal usaha bagi generasi muda.

"Dengan penerapan konsep yang tepat, hal ini dapat menciptakan dampak jangka panjang yang signifikan dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Nasaruddin.

WZWF dihadiri oleh perwakilan 43 negara anggota, lembaga zakat dan wakaf, serta akademisi, dan praktisi di bidang keuangan syariah dan diselenggarakan pada 1-2 November 2024 di Jakarta.

Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi Bank Indonesia bersama Kementerian Agama RI, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), serta Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan menjadi salah satu kebaruan acara ISEF 2024 khususnya dalam mendorong peran Indonesia dalam keuangan syariah pada tingkat global.