
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui usai rapat koordinasi di kawasan Jakarta Selatan. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan mengadakan rapat Bersama tim khusus untuk mengkaji formula skema subsidi energi diantaranya subsidi BBM, listrik serta Liquefied Petroleum Gas (LPG) pada pekan depan.
"Nah, kami nanti rapat kemungkinan hari Senin atau Selasa, kami mulai rapat tim untuk menggodok. Dengan jumlah subsidi yang begitu besar, kalau tidak tepat sasaran itu kan tidak pas, sementara subsidi ini kan diberikan kepada saudara-saudara kita yang berhak untuk menerimanya," kata Bahlil ditemui usai rapat koordinasi terbatas di Kawasan Jakarta Selatan, Minggu (3/11/2024).
Bahlil menamdbajkan dalam rapat itu akan dibahas terkait siapa yang berhak menerima subsidi. Padahal subsidi untuk energi terlalu besar hingga mencapai angka Rp 435 triliun.
Menurut Bahlil, salah satu isyarat Bahlil diantaranya untuk subsidi BBM untuk lebih tepat sasaran adalah, kendaraan khususnya mobil dengan pelat hitam dan mobil dengan kapasitas CC besar sejatinya tidak boleh membeli BBM bersubsidi.
"Contoh BBM, masa mobil pelat hitam yang CC-nya gede dikasih gitu kan. Jadi ini yang akan kita kelola baik lah," ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Bahlil menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta pihaknya agar membentuk tim untuk mengkaji dan menemukan solusi terkait penyaluran subsidi energi tidak tepat sasaran itu.
Dia menjelaskan tim tersebut, yang diketuai oleh ia sendiri, kini tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah memberikan subsidi tersebut melalui bantuan langsung tunai (BLT).
"Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya adalah agar kemudian subsidi itu biar tepat sasaran, kemungkinan kita akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat," tambahnya.
Ia juga menyebutkan opsi solusi lainnya adalah melalui kombinasi kebijakan, yakni sebagian tetap melalui skema subsidi seperti saat ini, sementara sebagian yang lain melalui BLT.
"Jadi, kita tunggu saja, dua minggu dikasih waktu dari Pak Presiden. Jadi dua minggu ini akan kami selesaikan (formulasi solusinya),"
Sebelumnya, pemerintah membentuk tim khusus untuk mengkaji rencana kebijakan subsidi energi agar tepat sasaran. Kebijakan subsidi yang tepat harus ditinjau secara cermat karena berpengaruh langsung terhadap masyarakat.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah tidak ingin subsidi energi tersebut justru menyasar kelompok yang tidak berhak menerima.
"Pemerintah masih terus membahas beberapa langkah terkait dengan subsidi tepat sasaran, dan ini kita lagi godok. Kebetulan kami sendiri yang ditunjuk sebagai ketua tim dan dalam waktu dekat kita akan melaporkan ke Pak Presiden (Prabowo Subianto) untuk jadi materi bahan referensi keputusan presiden,” kata Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/10/2024).