llustrasi bitcoin (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews – Kabar gembira datang pada pasar Kripto dengan naiknya harga Bitcoin mencapai USD 42.400 atau Rp 657 juta. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak April 2022.
"Kenaikan ini didorong oleh sejumlah katalis, selain dari optimisme terhadap persetujuan SEC untuk permohonan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin yang diagendakan pada bulan Januari 2024," kata Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Fahmi menjelaskan selain optimisme terhadap ETF Bitcoin, faktor lain di balik kenaikan harga Bitcoin adalah rendahnya tekanan jual dari investor yang diukur berdasarkan data exchange netflow Bitcoin.
"Semakin rendah exchange netflow berarti semakin rendah pula kemungkinan investor untuk menjual aset. Melansir Into The Block, exchange netflow Bitcoin pada tanggal 2 Desember lalu negatif -3,32 ribu Bitcoin, kemudian masih negatif pada 3 Desember yakni -1,11 ribu Bitcoin,” ujarnya.
Menurut Fahmi, saat ini banyak Bitcoin yang investor pindahkan dari exchange ke dompet pribadi, daripada yang dipindahkan dari dompet pribadi ke exchange.
“Hal ini menandakan investor lebih memilih untuk menyimpan atau hold Bitcoin yang dimiliki daripada menjualnya, meskipun harga sudah naik ke area $39.500 pada waktu itu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Fahmi menambahkan sentimen pendorong lainnya dipengaruhi peran investor institusional yang terus mengakuisisi Bitcoin terlepas dari kenaikan harga yang terjadi.
"Microstrategy sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia analytics, kembali membeli Bitcoin sekitar 16.130 koin atau setara USD 593,3 juta secara tunai, selama periode 1 November dan 29 November tahun ini," ucapnya.
Fahmi menuturkan pembelian tersebut merupakan yang terbesar setelah pembelian yang dilakukan pada Februari 2021 lalu dan membuat Microstrategy dan anak perusahaannya saat ini memiliki total 174,530 Bitcoin.
"Padahal, seperti yang kita tahu, harga Bitcoin di bulan November sudah naik dan berada pada area di atas USD34 ribu dibandingkan pada Oktober yang masih di kisaran USD 26 ribu.” ungkapnya. (Yohanes Abimanyu)