Dharma Pongrekun Meragukan Keakuratan Survei dengan Persentase 3,3%: Rakyat Sudah Cukup Cerdas
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dharma Pongrekun Meragukan Keakuratan Survei dengan Persentase 3,3%: Rakyat Sudah Cukup Cerdas. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengungkapkan keraguan terkait hasil survei terbaru yang menunjukkan angka 3,3 persen.

Menurutnya, hasil survei tersebut cenderung merugikan pihaknya, karena dinilai tidak objektif dan dapat dianggap sebagai bentuk manipulasi opini publik.

Dharma juga merasa memang dianaktirikan, karena pihaknya tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi lembaga survei agar menaikkan angka yang dituliskan. Angka itu hanya ditulis, bukan berdasarkan perhitungan yang transparan.

"Iya, tadi kan udah saya singgung. Kami memang dianaktirikan, karena apa? Kami tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi lembaga survei untuk menaikkan angka yang ditulisnya, karena ini angka kan hanya dituliskan," kata Dharma kepada wartawan yang dikutip, Rabu (6/11/2024).

Dharma mengaku meragukan terkait proses penghitungan survei tersebut, karena dirinya tidak terlibat langsung dalam pengumpulan data survei tersebut.

"Saya jujur meragukan. Karena bukan saya di situ. Kecuali ada Bapak saya di situ," katanya.

Ia juga mengatakan, bahwa hasil survei tersebut bisa jadi merupakan bagian dari upaya penggiringan opini publik. Namun, dirinya yakin rakyat sudah cukup cerdas untuk melihat mana yang benar dan mana yang tidak.

"Jadi biarlah mereka melakukan, ini kan semacam penggiringan opini, Tapi saya yakin dan percaya bahwa rakyat sudah cukup cerdas untuk melihat," kata Dharma.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa survei yang dikeluarkan sering kali bergantung pada siapa yang berada di balik lembaga survei tersebut.

Dharma mengimbau seluruh pihak untuk melihat antara lembaga survei satu dengan yang lain, hasilnya bisa sangat berbeda, karena menurutnya itu tergantung siapa yang mendanai atau ada di belakangnya.

"Karena dari lembaga survei yang satu dengan yang lain, itu tergantung siapa yang ada di belakangnya. Kita bisa melihat, makanya kan ada yang kena kode etik," jelasnya.

Mantan jenderal polisi bintang tiga ini mengingatkan pentingnya masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi hasil survei dan tidak mudah termakan opini yang dibangun melalui statistik.

Ia pun mengatakan, baca bukunya Bill Gates yang berjudul 'How to Lie with Statistics'. Statistik bisa digunakan untuk membangun opini, dan itu bisa dimanfaatkan untuk menggiring rakyat sesuai dengan sesuatu yang ingin dicapai.

"Ini penting kita pahami bersama supaya rakyat jangan lagi termanipulasi. Saya ingatkan, baca bukunya Bill Gates, How to Lie with Statistics, statistik dapat membangun opini," kata Dharma.

"Ingat, mereka pakai itu untuk menggiring opini rakyat sesuai dengan agenda yang ingin mereka capai atau siapa yang ingin mereka menangkan, disitulah akan terlihat dari survei itu," tambahnya.