RK Janji Lanjutkan KJP Peninggalan Anies hingga Pendidikan Gratis di Jakarta
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK, menyatakan akan mempertahankan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) peninggalan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Bahkan, saat berdialog dengan warga Muara Angke, Jakarta Utara, RK menyatakan bakal mengadakan pendidikan gratis bagi masyarakatnya.

“Kita pertahankan sekolah gratis dan KJP, ini program yang penting untuk keberlangsungan pendidikan di Jakarta. Selain itu, warga juga ingin lebih banyak sekolah SMA dan SMK,” ujar RK, Rabu (13/11/2024).

RK memastikan bahwa program pendidikan ini akan beriringan dengan program sosial lain yang didukung baik dari anggaran provinsi maupun pusat. Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyatakan pentingnya melibatkan warga dalam perencanaan pembangunan Jakarta.

"Setengahnya ide dari pemimpin, setengahnya lagi dari warga. Membangun Jakarta itu dari aspirasi yang mereka sampaikan,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco mengatakan, calonnya menawarkan program sekolah gratis, bahkan di sekolah swasta bagi keluarga yang kurang mampu.

"Sekolah swasta gratis ini untuk yang grate 3, 2, 1. Deteksinya, mayoritas muridnya dari keluarga kelas menengah ke bawah," kata Baco.

Menurut dia, diperlukan sekolah swasta gratis karena di negeri sudah tak tertampung. "Di Jakarta ini, sekarang masih ada anak putus sekolah, karena sekolah di swasta, tidak mampu bayar iuran. Ada yang ijazahnya ditahan, karena belum lunas bayaran. Ada anak dipulangkan oleh sekolah, karena belum bayar SPP. Inilah yang membuat keprihatinan kami," ungkap Basri.

Meski demikian, rencana ini tak akan menghapus program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Justru, menurut dia, ini harus ditingkatkan dan disempurnakan.

"Selama ini kan masih ada tiga masalah terkait penyaluran KJP Plus ini. Tiga masalah itu adalah tidak tepat sasaran, tidak merata dan tidak ad il," jelas Baco.