
Calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno usai debat pamungkas Pilkada Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menolak ide perpindahan balai kota yang dicanangkan Ridwan Kamil.
Menurut dia, perpindahan balai kota dari Jakarta Pusat ke Jakarta Utara itu tak terlalu penting. Sebab, Jakarta akan meninggalkan banyak gedung-gedung pemerintahan setelah kementerian/lembaga pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Ya jangan dipindahkan lah. Gimana mau dipindahkan? wong ibu kotanya aja sudah pindah ke IKN. Nanti akan banyak gedung-gedung yang tidak termanfaatkan secara baik," kata Pramono di Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024).
Karena itu, Pramono berpandangan, lebih baik memanfaatkan gedung-gedung kementerian/lembaga di Jakarta yang sudah tak terpakai ketimbang harus memindahkan balai kota Jakarta.
Dia pun berjanji akan memaksimalkan pemanfaatan serta perbaikan gedung-gedung kementerian/lembaga yang berada di sekitar Monumen Nasional (Monas) setelah ditinggalkan ke IKN.
"Pasti lebih baik (balai kofa) tetap di Jakarta Pusat. Nanti di daerah sekitar Monas, kita perbaiki karena di situ kan banyak sekali kantor-kantor kementerian/lembaga. Dan kementerian/lembaga kan sebagian besar akan pindah ke IKN, jadi saya akan memanfaatkan semaksimal mungkin," ucap Pramono.
Pada debat pamungkas Pilkada Jakarta pada Minggu (17/11/2024) malam, Pramono sempat mempertanyakan wacana Ridwan Kamil yang akan memindahkan gedung balai kota ke Jakarta Utara. Mengingat, nantinya banyak gedung pemerintahan ditinggalkan.
"Tetapi sekarang Jakarta apakah pemindahan balai kota masih diperlukan ke Jakarta Utara. Saya tidak ingin mendebat hal itu, tetapi dengan banyaknya gedung-gedung yang ditinggalkan pemerintahan pusat di Jakarta, apakah itu masih diperlukan?" cetus Pramono.
Lebih lanjut, Pramono juga mempertanyakan gagasan Ridwan Kamil yang ingin membuat gym di samping halte.
"Termasuk gagasan Kang Emil untuk membuat gym di samping halte, menurut saya perlu dikaji kembali," pungkasnya.