Dharma Pongrekun Soroti Praktik Uang dalam Demokrasi dan Serukan Kesejahteraan Rakyat
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: -

Dharma Pongrekun Soroti Praktik Uang dalam Demokrasi dan Serukan Kesejahteraan Rakyat. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menyoroti maraknya penggunaan uang dalam proses demokrasi, baik dalam Pilkada maupun Pilpres, yang menurutnya sering kali dihambur-hamburkan.

Ia menegaskan bahwa seharusnya uang tersebut digunakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk membeli suara dalam pemilihan.

Menurutnya, alangkah indahnya jika uang yang beredar dalam proses demokrasi itu diberikan kepada rakyat dengan tujuan mensejahterakan mereka, bukan untuk merebut suara demi kemenangan politik.

"Kenapa dalam setiap demokrasi atau pilkada maupun pilpres, selalu ada uang. Uang yang dihambur-hamburkan. Padahal alangkah indahnya kalau uang itu dikasih kepada rakyat," kata Dharma dalam kunjungannya bertemu warga di Grogol, Jakarta Barat, Selasa (19/11/2024).

Dharma pun menegaskan bahwa tindakan menggunakan uang untuk membeli suara dalam pemilu adalah ilegal dan tidak halal. Ia menilai, kemenangan bakal tidak halal jika diperoleh dengan cara-cara seperti itu.

"Tetapi bukan dengan tujuan untuk merebut suara. Tetapi dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Kalau untuk tujuan merebut suara, itu namanya ilegal. Itu namanya tidak halal. Kemenangannya tidak halal," jelasnya.

Maka dari itu, ia mengajak seluruh warga Jakarta untuk kompak dalam menentukan pilihan mereka. Ia memperingatkan bahwa ketidakkompakan hanya akan membawa akibat yang tidak diinginkan.

Ia mengatakan, jangan salahkan keputusan yang diambil jika kalau memilih pemimpin yang salah.

"Oleh sebab itu, saya mengajak kepada seluruh warga Jakarta untuk kita kompak. Untuk kompak. Kalau tidak kompak, jangan salahkan. Jangan salahkan bila mengambil keputusan salah," kata Dharma.

"Jangan menangis ketika nanti apa yang saya sampaikan terjadi. Dan bukan petugas rakyat yang membela rakyat menjadi pemimpin," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dharma juga mengingatkan pentingnya pemimpin yang berani membela rakyatnya, bukan mengikuti kehendak kepentingan pihak luar atau asing.

Ia mengatakan, pemimpin harus berada di depan, membela rakyatnya dalam segala situasi. Jangan menjadi pemimpin yang dikendalikan oleh kepentingan yang dapat merugikan bangsa.

"Pemimpin itu harus menjadi pembela rakyat. Bukan pemimpin mengikuti maunya yang punya rencana jahat. Jangan sampai seorang pemimpin itu dikendalikan justru oleh kepentingan asing, itu yang terjadi selama ini," kata Dharma.

Dengan penuh keyakinan, Dharma menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan mampu menentukan arah masa depan yang lebih baik asalkan rakyat bersatu dan memilih pemimpin yang benar-benar berpihak pada mereka.

"Seorang pemimpin harus berada di depan untuk membela rakyatnya apapun keadaannya. Bangsa ini adalah bangsa yang besar," tambahnya.