Pilihan Penonton dan Piala Antemas FFI 2024: Penghargaan Spesial untuk Perfilman Indonesia
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 / foto: Poplicist Publicist

Jakarta, tvrijakartanews - Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 kembali menjadi momen berharga bagi dunia perfilman tanah air. Acara ini tidak hanya mengumumkan para pemenang utama, tetapi juga memberikan penghargaan khusus bagi Film, Aktor, dan Aktris Pilihan Penonton.

Penghargaan Film Pilihan Penonton diberikan melalui Penghargaan Nya’ Abbas Akup, yang diambil dari nama Bapak Film Komedi Indonesia, Nya’ Abbas Akup. Sosok ini dikenal melalui karya-karyanya yang ikonik, seperti Koboi Cengeng (1974) dan Inem Pelayan Sexy (1976).

Untuk kategori Aktor Pilihan Penonton, penghargaan ini diberi nama Penghargaan Rachmat Hidajat. Rachmat Hidajat merupakan aktor yang memulai debutnya lewat film Toha Pahlawan Bandung Selatan (1961) dan berhasil memenangkan tiga Piala Citra FFI lewat perannya di Apa Salahku (1977), Pacar Ketinggalan Kereta (1989), dan Boss Carmad (1991).

Sementara itu, penghargaan untuk Aktris Pilihan Penonton diberikan melalui Penghargaan Mieke Widjaja. Mieke Widjaja adalah bintang legendaris yang telah membintangi lebih dari 70 film dan 30 sinetron. Kariernya melesat sejak perannya di Gagal (1954) dan Tiga Dara (1956). Ia juga telah meraih tiga Piala Citra lewat film Gadis Kerudung Putih (1967), Ranjang Pengantin (1974), dan Kembang Semusim (1980).

Penggunaan nama-nama besar seperti Nya’ Abbas Akup, Rachmat Hidajat, dan Mieke Widjaja untuk penghargaan ini adalah langkah dari Komite FFI 2024–2026 untuk memperkenalkan kembali sosok-sosok penting dalam sejarah dan perkembangan industri film Indonesia.

Selain penghargaan untuk pilihan penonton, Malam Anugerah Piala Citra tahun ini juga kembali memberikan Penghargaan Piala Antemas untuk Film Terlaris di Bioskop. Piala Antemas pertama kali diperkenalkan pada 1980-an sebagai apresiasi bagi film dengan jumlah penonton terbanyak.

Tahun ini, perfilman Indonesia menunjukkan keragaman genre yang diminati masyarakat, mulai dari horor, drama, komedi, hingga horor-komedi. Genre-genre ini membuktikan bahwa perfilman nasional terus berkembang dan mendapat tempat istimewa di hati penonton.

Festival Film Indonesia yang pertama kali digelar pada 1955 terus menjadi barometer perkembangan perfilman tanah air. Dengan mengusung tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia”, FFI 2024 berupaya menciptakan ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem perfilman yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.

Tahun ini juga menjadi awal masa kepemimpinan Ario Bayu bersama Komite FFI 2024–2026.

“Semoga film dan para sineas yang memenangkan Piala Citra FFI 2024 bisa menjadi tolok ukur untuk capaian sinema Indonesia pada masa mendatang. Semoga juga menginspirasi untuk melahirkan karya-karya yang lebih baik lagi pada masa mendatang,” ujar Ketua Komite FFI, Ario Bayu pada Rabu (20/11/24).