
Dharma Pongrekun: Sistem Ekonomi Adil Getuk Tular Adab untuk Masa Depan Indonesia dan Jakarta. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menyampaikan gagasan solutif terkait permasalahan ekonomi yang tengah melanda bangsa Indonesia khususnya Jakarta.
Dalam pernyataannya di kampanye akbar, ia menekankan pentingnya penerapan sistem ekonomi berbasis nilai-nilai keadilan dan kebersamaan, yang ia sebut sebagai 'Sistem Ekonomi Adil Getuk Tular Adab'. Sistem ini diyakini mampu menjadi jawaban atas krisis ekonomi yang semakin memprihatinkan.
Ia mengatakan, sistem ini dirancang secara sistematis dan terstruktur, agar dapat dipahami oleh seluruh masyarakat Jakarta. Sistem ekonomi ini akan menyelesaikan persoalan ekonomi yang saat ini tidak berada dalam kondisi baik.
"Agar semua bisa dipahami secara sistematis dan terstruktur agar seluruh yang mendengarkan di seluruh pelosok Indonesia khususnya Jakarta," kata Dharma ke hadapan warga Jakarta di Lapangan Bola Tabaci, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (23/11/2024).
"Itu memahami bahwa sistem yang akan saya tawarkan adalah sistem ekonomi adil getuk tular adab yang akan menyelesaikan seluruh persoalan ekonomi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja," sambungnya.
Dharma juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini, yakni adanya infiltrasi sistem ekonomi asing yang dilakukan melalui tangan-tangan para pengkhianat bangsa.
Ia mengkritisi para pemegang kekuasaan yang dianggap tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk kondisi ekonomi nasional.
"Akibat daripada infiltrasi sistem asing melalui para pengkhianat bangsa yang ada yang sedang memegang kekuasaan yang tidak sadar mereka sendirilah yang menghancurkan ekonomi bangsa saat ini anak-anak bangsa dibiarkan merangis mereka tidak mau tahu akan tangisan-tangisan itu," jelasnya.
Lebih jauh, Dharma menegaskan bahwa pembenahan sistem ekonomi ini merupakan langkah mendesak untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, tanpa perubahan fundamental pada sistem ekonomi dan perilaku kepemimpinan bangsa, cita-cita besar ini akan sulit terwujud.
"Bagaimana kita bisa mencapai menuju Indonesia emas tahun 2045," tambahnya.