
Ilustrasi Rupiah (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat pada penutupan perdagangan hari ini. Penguatan rupiah diperikarakan kuat karena The Fed akan memangkas suku bunga karena inflasi melunak di 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (14/12/2023), mata uang rupiah menguat 1,01 persen ke level Rp15.502 per USD. Sedangkan Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah naik 1,02 persen menjadi Rp15.494 per USD.
Selain itu, mata uang dolar AS tertekan setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga stabil di kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen seperti yang diharapkan.
Tidak ada pejabat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang melihat kenaikan suku bunga pada akhir tahun depan. Mengenai proyeksi inflasi, para pejabat Fed melihat inflasi di 2,4 persen pada 2024, kembali ke target dua persen pada 2026.
Tidak hanya itu, 17 dari 19 pejabat Fed memproyeksikan suku bunga kebijakan akan lebih rendah pada akhir 2024 dibandingkan saat ini, dengan proyeksi rata-rata menunjukkan suku bunga turun tiga perempat poin persentase dari kisaran saat ini. Dolar AS berada di bawah tekanan jual yang berat dengan reaksi langsung.
"Kami telah melihat kemajuan nyata pada inflasi inti. Alasan mengapa Anda tidak akan menunggu inflasi dua persen untuk memangkas suku bunga adalah karena akan terlambat," jelas Powell.
Menurut CME FedWatch Tool setelah pertemuan Fed, para pedagang di pasar dana berjangka Fed menetapkan harga 150 basis poin, atau 1,5 poin persentase, untuk pemotongan suku bunga di tahun depan. (Yohanes Abimanyu)