Anies Rasyid Baswedan "Wakanda no more, Indonesia Forever" (Foto : Tangkapan layar Youtube Anies Baswedan)
Jakarta, tvrijakartanews - Pasca debat perdana Calon Presiden (Capres), kalimat Wakanda no more, Indonesia Forever" yang diucapkan Anies Baswedan menjadi ramai di media sosial (Medsos).
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat perdana calon presiden 2024 pada Selasa, 12 Desember 2023 malam, di halaman KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Kegiatan debat itu dihadiri oleh ketiga kandidat capres beserta cawapresnya, yakni nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan - Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, dan nomor 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Pada segmen pembukaan debat, kondisi masih terlihat santai dan nyaman, masing-masing capres menjelaskan Visi dan Misinya.
Kemudian pada saat segmen pertanyaan dan jawaban, situasi mulai tegang lantaran ketiga capres saling beradu argumen.
Pada saat segmen penutup, ketiga capres diberi waktu untuk menyampaikan pesan terakhir sebagai penutup acara debat perdana pada malam itu.
Dari pesan penutup yang disampaikan ketiga capres, ada satu kalimat pokok yang menarik perhatian masyarakat saat capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan menyebut "Wakanda no more, Indonesia Forever".
Kalimat ini menjadi trend di tengah masyarakat khususnya media sosial Tiktok, banyak yang menjadikan kalimat ini sebagai konten dengan diiringi musik jedag jedug yang terdengar sangat asik untuk didengar.
Namun disisi lain, Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin), Usamah Abdul Aziz mengatakan bahwa ungkapan "Wakanda no more, Indonesia Forever" itu adalah pesan penting yang disampaikan capres Anies Rasyid Baswedan, hal ini terkait dengan kebebasan berpendapat.
"Anies memilih menggunakan ungkapan itu karena sering memantau perkembangan yang terjadi di media sosial terkait dengan masyarakat yang kerap takut menyampaikan kritik langsung kepada pemerintah," kata Usamah saat bertemu wartawan di Media Center AMIN, Jakarta, Kamis (14/12/2023).
(Achmad Basofi)