
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Tangkap layar akun YouTube BI)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyampaikan suku bunga BI-Rate dipertahankan karena gejolak global mengharuskan pihaknya fokus pada stabilisasi Rupiah. Hal itu tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
"Suku bunga BI-Rate untuk sementara ini kami pertahankan karena gejolak global mengharuskan kami fokus pada stabilisasi rupiah. Kami terus mencermati peluang BI-Rate untuk dapat turun lagi dengan terkendalinya inflasi dan sasaran di 2025 dan 2026 dan perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dikutip dalam laman resmi BI, di Jakarta, Minggu (1/12/2024).
Perry mengatakan tentu saja, respon suku bunga BI-Rate lebih lanjut akan disesuaikan dengan dinamika ekonomi global dan ekonomi domestik. Pihaknya berkomitmen untuk semakin memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Berbagai pihak lainnya untuk memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional guna mencapai pertumbuhan tinggi menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Menurutnya, dengan gejolak global yang berlanjut pada tahun 2025, kebijakan moneter disebut akan tetap pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and pro-growth).
Adapun empat kebijakan lainnya, yaitu kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi keuangan syariah akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan pro-growth.
Pada tahun 2025, stabilisasi tukar rupiah dari gejolak global juga bakal menjadi fokus BI melalui intervensi secara spot and forward market dan juga pembelian Surat Berharga Nasional (SBN) dari pasar sekunder.
Kemudian operasi moneter pro-market untuk efektivitas transmisi kebijakan, aliran masuk portofolio asing, dan pendalaman pasar uang.