
Ilustrasi stok beras (freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) dapat mencukupi kebutuhan masyarakat saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). saat ini Stok CBP yang dikuasai perusahaan mencapai 1,4 juta ton.
"Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar satu juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir 2023 sebanyak 1,5 juta ton," kata Manager Humas dan Kelembagaan Perum Badan Urusan Logistik Tomi Wijaya pada keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Tomi mengatakan pihak sudah menjalin kerjasama dengan beberapa negara produsen beras seperti masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja.
"Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan," tuturnya.
Menurutnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk melaksanakan dua instrumen utama guna mengantisipasi gejolak harga beras. Itu dilakukan melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
"Masyarakat tidak perlu khawatir, pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per Kamis, (14/12/2023), sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," ujarnya.
Lebih lanjut, Tomi menyatakan saat ini sedang disalurkan Beras Bantuan Pangan tambahan untuk periode Desember 2023. Adapun, total beras bantuan pangan yang disalurkan selama tahun ini sudah sebanyak 1,4 juta ton.
"Sesuai arahan Presiden Jokowi saat memberikan langsung Bantuan Pangan di Kamis (14 Desember 2023) program ini akan diteruskan sampai dengan Maret 2024 dan akan memperhatikan lagi APBN untuk menambah sampai dengan Juni 2024," jelasnya.
Melalui instrumen bantuan pangan beras dan operasi pasar, imbuh Tomi, gejolak kenaikan harga beras akibat dampak El Nino diyakini mampu diredam secara efektif. (Yohanes Abimanyu)