
Foto: New Scientist/Shutterstock/Trong Nguyen
Jakarta, tvrijakartanews - Ratusan ribu kematian dan jutaan kasus penyakit jantung di seluruh dunia dikaitkan dengan bahan kimia dalam produk plastik umum. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan yang lebih ketat terhadap penggunaan bahan kimia berbahaya tersebut dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.
Maureen Cropper, dari University of Maryland dan rekan-rekannya menilai dampak kesehatan masyarakat akibat paparan terhadap tiga jenis bahan kimia yang utamanya digunakan dalam plastik: bisphenol A (BPA), di(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) dan polybrominated diphenyl ethers (PBDEs). BPA dan DEHP ditemukan dalam kemasan makanan plastik dan PBDEs adalah bahan penghambat api yang digunakan dalam beberapa barang rumah tangga, seperti furnitur dan elektronik.
Berdasarkan lebih dari 1.700 penelitian yang diterbitkan sebelumnya, tim tersebut memperkirakan paparan orang terhadap ketiga kelas bahan kimia ini di 38 negara, yang mewakili sekitar sepertiga populasi dunia. Tiga negara seperti AS, Kanada, dan Korea Selatan juga memiliki basis data publik yang memantau kadar bahan kimia ini dalam sampel urin dan darah, sehingga memberikan data yang lebih akurat.
Dengan menggabungkan catatan medis dan laporan toksikologi, para peneliti menghitung dampak kesehatan yang disebabkan oleh bahan kimia ini. Mereka menemukan bahwa pada tahun 2015, sekitar 5,4 juta kasus penyakit arteri koroner dan 346.000 stroke dikaitkan dengan paparan BPA dan bahwa sekitar 164.000 kematian pada orang berusia antara 55 dan 64 tahun mungkin disebabkan oleh DEHP.
Berkat peraturan yang ditetapkan pada akhir tahun 2000-an, prevalensi bahan kimia ini telah menurun di banyak negara seperti AS, Kanada, dan negara-negara di Eropa. Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 515.000 kematian dapat dihindari jika paparan BPA dan DEHP di AS berada pada tingkat pasca-peraturan sejak tahun 2003. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pemerintah dan produsen membatasi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk plastik sebelum mencapai konsumen. Namun, penting untuk diingat bahwa temuan ini hanyalah perkiraan.
"Saya pikir salah satu keterbatasan sebenarnya, sejujurnya, adalah kurangnya data paparan zat-zat ini," kata Cropper, yang berarti perkiraan untuk beberapa negara mungkin kurang akurat dibandingkan negara lain.
Cropper melanjutkan, akan menjadi ide yang bagus jika lebih banyak negara benar-benar memantau paparan zat-zat ini dan zat-zat lainnya, yang akan meningkatkan pemahaman kita tentang beban kesehatan masyarakat mereka.