Menag Nassarudin Umar: Era Post-Truth Menuntut Ulama yang Tangguh dan Kosmopolit
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menag Nassarudin Umar: Era Post-Truth Menuntut Ulama yang Tangguh dan Kosmopolit. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Agama (Menag) Nassarudin Umar menyampaikan pesan penting mengenai tantangan yang dihadapi ulama di era post-truth saat menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya, pada Selasa (17/12/2024) sore.

"Bapak-Ibu sekalian tidak gampang menjadi ulama di era post-rots seperti sekarang ini mungkin dulu kita gampang menjadi ulama apa kata Qur'an, apa kata hadis apa kata ulama besar kita, maka Sami'na wa atho'na (Kami mendengar dan kami taat), kita semua ikut," kata Nassarudin.

Dalam sambutannya, Nassarudin menyoroti perubahan besar yang memengaruhi cara masyarakat menerima dan menilai otoritas ulama.

Ia menjelaskan, bahwa tantangan utama ulama saat ini adalah keberadaan otoritas lain yang kerap memengaruhi penerimaan masyarakat, seperti materi, uang, dan jabatan.

"Tapi sekarang ini ada otoritas yang tidak kalah pentingnya dan kadang-kadang apa yang kita anggap bagus, baik. Tapi tidak serta-merta itu diterima oleh masyarakat seperti dahulu kala," kata Nassarudin.

"Karena inilah sebuah tantangan otoritas itu bisa jadi otoritas materi, uang, jabatan dan sebagainya," katanya dalam sambutan.

Hal ini menuntut ulama untuk tidak hanya memahami kedalaman syariah dan kitab kuning, tetapi juga memiliki wawasan luas tentang geopolitik internasional dan isu-isu global.

Karena itu, masyarakat khususnya umat muslim memerlukan kader ulama yang tangguh dan komprehensif, yang benar-benar kosmopolit dalam pengetahuannya. Menurutnya, ulama masa depan harus mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi pemimpin umat yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

"Karena itu kita betul-betul memerlukan kader ulama yang sangat tangguh, ulama yang komprehensif benar-benar kosmopolit pengetahuannya. Tidak hanya memahami kitab kuning dan kedalaman syariah," kata Nassarudin.

"Tetapi juga diharapkan mampu juga memahami geopolitik internasional," jelasnya.

Nassarudin juga berharap Mukernas IV MUI menjadi forum strategis untuk berbagi gagasan dan strategi dalam mempersiapkan pemimpin umat yang berkualitas.

Acara Mukernas IV MUI ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran ulama dalam menjawab tantangan di era modern, sekaligus mendorong sinergi dalam membangun umat yang lebih cerdas dan berdaya saing global.

"Mudah-mudahan pada Mukernas MUI ini nanti insyaAllah betul-betul, disini kita bisa share satu sama lain bagaimana mempersiapkan pemimpin umat di masa depan," harapnya.