
Sumber: Reuters/Joe Carrotta/Haley Ricciardi dan Mateo Salcedo/ColinDeVries/NYU Langone Health/Haley Ricciardi dan Mateo Salcedo/NYU Langone Health
Jakarta, tvrijakartanews - Menurut NYU Langone Health, Towana Looney, yang mengalami gagal ginjal setelah mengalami komplikasi selama kehamilannya, menjadi salah satu pasien terbaru yang menjalani xenotransplantasi setelah menerima ginjal dari babi pada bulan November 2024.
Looney dalam sebuah wawancara dengan NYU Langone Health mengatakan, bertahun-tahun sebelumnya dia dengan murah hati menyumbangkan ginjalnya kepada ibunya. Tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari dia akan menghadapi kebutuhannya sendiri yang sangat mendesak untuk transplantasi.
“Perjalanan transplantasi saya dimulai pada tahun 2016, bulan Desember. Saya jatuh sakit karena tekanan darah tinggi, yang merusak ginjal saya, dan saya mengalami tekanan darah tinggi selama bulan terakhir kehamilan saya. Tekanan darah tinggi itu terus menghantui saya. Namun sebelum kehamilan itu, saya memberikan ginjal kepada ibu saya pada tahun 1999. Saya bersamanya, sendirian bersamanya sepanjang perjalanannya. Dialisis selama enam tahun, saya memberikan ginjal kepadanya, lalu saya hamil dan kehilangan satu ginjal saya karena tekanan darah," tuturnya.
Dilansir dari reuters (20/12) operasi tersebut dilakukan di NYU Langone Health di New York City di bawah arahan Dr. Robert Montgomery, seorang pemimpin di bidang xenotransplantasi. Ginjal tersebut, yang diambil dari seekor babi yang menjalani 10 suntingan gen khusus untuk meningkatkan kompatibilitas dan mengurangi risiko penolakan, dikembangkan oleh Revivicor, bagian dari United Therapeutics Corporation, sebagaimana dinyatakan oleh NYU Langone Health.
“Ginjalnya langsung berfungsi dan kondisinya sangat baik. Sekarang tinggal seminggu lagi. Hari ini seminggu lagi. Kadar kreatininnya normal, yang mencerminkan fungsi ginjal normal. Kondisinya baik-baik saja dan mungkin akan pulang dalam dua atau tiga hari," jelas Dr. Robert.
Pada tanggal 25 November 2024, Towana menjalani operasi selama tujuh jam, dan setelah 11 hari pemantauan ketat, kondisinya cukup stabil untuk dipulangkan. Dr. Montgomery mengatakan pemulihannya dipantau secara ketat, sehingga memerlukan kunjungan rumah sakit setiap hari untuk memastikan tubuhnya menerima organ baru tersebut.