Menengok Isi Umah Kaujon Yang Kini Beralih Fungsi Jadi Tempat Komunitas Pegiat Seni
FeatureNewsHot
Redaktur: -

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Tampak depan Umah Kaujon di Jalan Hs Jayadiningrat, Kota Serang.

Tangerang, tvrijakartanews - Alun-alun Kota Serang kerap menjadi destinasi wisata bagi pengunjung dari luar kota. Banyaknya gedung pemerintahan yang masih mempertahankan arsitektur lama menjadi salah satu alasannya. Namun, sebelum memasuki area tersebut terdapat sebuah rumah tua yang diperkirakan sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Rumah itu disebut-sebut milik salah satu keluarga paling berpengaruh di Banten.

Bangunan tua itu berada tepat di seberang Masjid Kuno Kaujon, dan dikenal dengan nama Umah Kaujon. Rumah ini milik keluarga Jayadiningrat dan menjadi saksi bisu perkembangan zaman sekaligus tempat yang sarat nilai budaya. Upaya mempertahankan keaslian rumah ini pun berhasil dilakukan dan telah terdaftar sebagai salah satu cagar budaya Kota Serang.

"Kurang lebih sudah 5 tahun ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, dan rumah ini diperkirakan dibangun abad ke-19. Tapi memang belum bisa dipastikan tepatnya tahun berapa rumah ini dibangun," ujar Layla Putri Wartawati, salah satu pegiat budaya Banten.

Rumah ini memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya beralih fungsi menjadi tempat para seniman muda berkumpul. Rumah ini sempat menjadi tempat tinggal para bagi pemuka masyarakat Banten, salah satunya Hussein Jayadiningrat yang merupakan peraih gelar profesor pertama di Indonesia. Nama keluarganya pun diabadikan menjadi nama jalan tempat rumah ini berada. Tak hanya sebagai tempat tinggal, rumah ini pun diperkirakan menjadi tempat perkumpulan para cendekiawan dan tokoh ulama pada masa penjajahan Belanda.

"Keluarga Jayadiningrat merupakan salah satu keluarga berpengaruh di Banten. Anak ke lima yaitu Hasan Jayadiningrat, pernah menjadi ketua Sarekat Islam di Serang, dan adiknya Husein adalah profesor pertama di Indonesia," lanjut Putri.

Arsitektur rumah ini khas rumah tradisional Banten dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Islam. Meskipun pada bagian belakang eumah sudah direnovasi, namun bentuk fasad aslinya tetap dipertahankan. Terasnya terbuat dari kayu dengan atap yang khas, menyerupai joglo, tetapi memiliki sentuhan arsitektur khas Banten. Saat ini, rumah tersebut digunakan komunitas pegiat seni untuk berkumpul. Acara diskusi, bedah buku, pemutaran film, hingga pertunjukan seni sering dilakukan di Umah Kaujon.

"Sekarang ini dijadikan basecamp untuk komunitas, kami sangat terbuka jika ada komunitas yang membutuhkan tempat untuk kegiatan mereka. Tapi, dalam waktu dekat rumah ini juga akan dijadikan museum," tutur Putri.

Umah Kaujon pun termasuk dalam salah satu simbol kejayaan dan keunikan budaya Banten yang harus dilestarikan. Menilik dari nilai sejarahnya, dan fungsinya di masa lampau, Umah Kaujon menjadi salah satu aset budaya yang berharga.