
Dokumentasi : Isty/TVRI. Destian Andriyanto, seniman audio-visual asal Kota Serang Banten yang fokus memproduksi film tari untuk melestarikan budaya.
Tangerang, tvrijakartanews - Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan warisan budaya. Mulai dari seni tari, seni musik, tradisi lokal, hingga kuliner khas, semuanya menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Banten. Namun, di tengah arus modernisasi dan globalisasi, budaya lokal sering kali terancam kehilangan tempatnya.
Hal ini lah yang kemudian mengusik Destian Andriyanto, seorang seniman audio-visual asal Kota Serang Banten. Banyak warisan budaya tak benda yang harus dipertahankan, berbagai cara bisa ditempuh agar warisan budaya tersebut tidak hilang dan semakin dikenal terutama oleh generasi muda. Salah satunya dengan menggabungkan unsur modernisasi dengan tradisional.
"Ada banyak cara untuk melestarikan warisan budaya, kalau saya sendiri menggunakan audio visual untuk mengenalkan budaya Banten kepada orang banyak. Misalnya saya buat sebagai film tari, yang ide awalnya adalah suku Baduy dan akhirnya dituangkan dalam karya seni modern," ujar Destian.
Destian sendiri memiliki latar belakang ilmu hukum, hal itulah yang dijadikan bekal untuk menyelamatkan warisan adat Banten. Karya film yang dia buat mengangkat isu hukum adat dan isu lingkungan adat. Selain mengangkat isu hukum adat, Destian juga mengangkat isu peninggalan sejarah yang kurang mendapat perhatian, seperti situs tua dengan membuka ruang di situs tersebut agar bisa dikunjungi dan diketahui orang banyak.
"Karena basic saya ilmu hukum, saya fokus pelestarian hukum adat, isu lingkungan hidup dan semacam itu. Salah satu yang pernah saya buat salah satunya film tari yang menceritakan hukum adat suku Baduy. Itu dipresentasikan dalam bentuk film tari, yang menggabungkan unsur tradisi dengan moderen," lanjutnya.
Upaya melestarikan warisan budaya dan sejarah Banten dilakukan Destian dengan cara-cara khas generasi muda, agar bisa menjangkau anak muda juga. Salah satunya membalut seni Banten menggunakan teknologi, tanpa menghilangkan unsur-unsur tradisional. Bahkan perkembangan teknologi ini dimanfaatkan Destian untuk mempertahankan warisan budaya dan sejarah Banten.
"Potensi menggabungkan teknologi dengan budaya lokal ini besar sekali terutama di bidang seni. Banten itu punya peninggalan budaya yang bisa diangkat menjadi satu karya seni modern, dan ini bisa dijadikan peluang oleh pemerintah untuk mengembangkan budaya di Banten," lanjutnya.
Film yang dibuat Destian pun berbeda dengan film pada umumnya. Dia membuat film tari, yang membuat gerakan tari menjadi fokus utama dalam filmnya. Film tari ini hampir mirip dengan film musikal, hanya saja cerita yang dibawakan diprestasikan melalui gerakan tari.
"Film tari ini tetap ada alur ceritanya, punya naskah sendiri, tapi alur berceritanya lewat gerakan tari. Sehingga ada kerja sama antara koreografer, dan sinematografer," lanjut Destian.
Melalui film tari ini, Destian berharap bisa menjaga warisan budaya Banten dan bisa dikenal luas oleh masyarakat, terutama generasi muda. Terlebih generasi saat ini sudah masuk ke era digital dimana cara-cara kontemporer sangat diperlukan untuk mendapatkan perhatian.